Sabtu, 19 April 2014

ISIS Menurut Teman Dekat Az zarqowi



KAWAN-KAWAN SYAIKH ABU MUSH’AB AZ ZARQOWI, ANGKAT BICARA TENTANG ISIS

Diwakili oleh Qonnash Khurosan, kawan-kawan seperjuangan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi yang ikut bersama-sama beliau dalam merintis sel-sel jihad, angkat bicara mengenai ISIS. Naskah asli berbahasa arab : http://justpaste.it/ecip


--- Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi (1966-2006), perintis Jamaah Bai’atul Imam, Mu’askar Herat, Jamaah At Tauhid Wal Jihad, Al Qo’idah Irak dan Majelis Syuro Mujahidin Irak ---

.:: Dan Mengeluarkan Yang Mati Dari Sesuatu Yang Hidup ::.

Penjelasan tentang hakekat hubungan Abu Bakar Al Baghdadi dengan Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi taqobbalahulloh.
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على اشرف المرسلين وبعد .

Ketika semakin banyaknya keributan dan kesimpangsiuran seputar apa yang terjadi antara ISIS dengan sejumlah kelompok Islam di Syam, barupa kasus-kasus yang memalukan, Syaikh kami Abu Mush’ab Az Zarqowipun kena cipratannya lantaran orang menganggap bahwa Abu Bakar Al Baghdadi itu merupakan salah satu pengikut senior beliau dan penerus jejak perjuangan beliau di Irak dan Syam. Maka terpaksa --- sebagai bentuk kecemburuan kami untuk Syaikh dan Amir kami, agar jangan sampai lembaran cemerlang sejarah beliau ternodai oleh pertumpahan darah tersebut, dan sebagai bentuk nasehat kami buat umat Islam, serta untuk menyingkap kebenaran --- kami harus menjelaskan hakekat hubungan antara Syaikh kami dengan Abu Bakar Al Baghdadi.  

Maka dengan memohon pertolongan kepada Alloh kami katakan:

Tatkala Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi taqobbalahulloh memimpin para ikhwah muhajirin di bawah struktur kepemimpinan Maulawi ‘Abdul Hannan selaku Wali (gubernur) Herat pada saat Amerika melancarkan serangan ke Afghanistan, waktu itu yang berada di bawah komando Amir kami Az Zarqowi kurang lebih 80 orang plus istri-istri dan anak-anak mereka. Sementara jumlah pasukan Tholiban ada sekitar 1500 orang di bawah komando Al Malawi Abdul Hannan. Pada saat itu musuh mengepung Herat dengan ribuan tentara lengkap dengan persenjataannya, dan ketika musuh baru saja menembakkan motar ke salah satu pasar Herat pasukan Tholiban tidak ada lagi yang tersisa selain 30 orang yang bersama Al Malawi Abdul Hannan.

--- Herat, Afghanistan ----

Pada saat itu Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi telah membagi ikhwah muhajirin menjadi dua bagian, satu bagian bersama beliau menempati pegunungan sekitar, dan satu bagian lagi berada di dalam kota. Lalu tatkala Tholiban meninggalkan kami masuklah musuh ke Herat dengan ribuan pasukannya sementara di sana tidak terdapat selain beberapa gelintir muhajirin yang jumlahnya tidak lebih dari 30 orang plus istri-istri dan anak-anak muhajirin. Setelah Tholiban meninggalkan kami dan terjadinya ketidak seimbangan yang sangat jauh dari sisi jumlah, maka keinginan Abu Mush’ab untuk mempertahankan kota --- yang jatuh atas pengkhianatan seorang tentara yang bergabung dengan Tholiban tanpa melalui seleksi, pemilihan dan ujian ---, tidak sebesar keinginan beliau untuk menyelamatkan kehormatan kaum wanita muhajirot yang tentunya akan menjadi sasaran empuk bagi musuh-musuh Alloh (kelompok murtad aliansi utara). Maka beliaupun menyiapkan perencanaan untuk menyelamatkan para akhwat tersebut dan mengirimkan kepada mereka seorang ikhwah yang cakar-cakarnya seperti cakar singa (seorang ikhwah dari qathar). Kemudian beliaupun berhasil membebaskan para akhwat tersebut dari kepungan musuh dan kemudian mundur dengan sebuah iring-iringan yang mana bagian depannya di siagakan sebuah Zukiak (senjata anti pesawat) yang tidak akan membiarkan ataupun menyisakan apapun yang menghadangnya sehingga berhasil membuka jalan dan menyelamatkan para akhwat yang terjaga kesuciannya itu.


--- Ahmad Syah Mas’ud (1951-2001), pimpinan Aliansi Utara yang bekerjasama dengan Amerika untuk memerangi Tholiban ---

Tatkala Abu Mush’ab dengan para ikhwah bergeser ke Irak, terjadi kelesuan dan pengunduran setelah berlalu masa-masa sulit. Maka mundurlah sebagian ikhwah meninggalkan Abu Mush’ab Az Zarqowi dan lebih memilih menyerahkan diri bersama anak-anak dan istri-istri mereka daripada melanjutkan perjalanan bersama Amir kami, Az Zarqowi ini.

Setelah dua peristiwa tersebut, dan sebelumnya juga pengalaman beliau pertama di Afghanistan, perintah-perintah amir kami menjadi sangatlah tegas untuk tidak memasukkan orang-orang baru kecuali setelah mengalami ujian, penyaringan, terbukti memiliki perilaku dan hati yang baik, lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas dan perluasan yang tersetruktur bukan perluasan liar. Dalam hal ini beliau sangat-sangat menegaskan. 

Oleh karena itu di Irak beliau memilih Haji Tsamir Al ‘Athuz Ar Risyawi karena senioritas dan jasanya. Haji Tsamir menjadi perwira tentara Saddam pada 1995 dan tidak bertahan kecuali satu tahun dia langsung desersi menyelamatkan imannya dan lebih memilih jadi DPO dan menjadi orang asing sendirian di Jazirah Arab daripada menjadi tentara Ba’ats. Setelah keluar amnesti dia kembali akan tetapi ke dalam tahanan keamanan politik lebih dari satu setengah tahun yang selama itu beliau dapat menghafal Al Qur’an. Kemudian dia kembali ke Kholidiyah dan Jazirah untuk berdakwah dengan cara yang bijak, menebarkan nasehat dengan cara yang baik, dan bekerja sebagai kuli angkut dan membuang semua kebanggaan dan kedudukan semu tersebut.

Beliau juga memberikan kedudukan kepada Auros Abu Umar Al Kurdi, orang yang telah memerangi Ba’ats kafir pada tahun 1997 sehingga beliau harus mendekam di penjara mereka selama bertahun-tahun, sampai akhirnya Alloh memberikan anugerah kepada beliau keluar untuk menjadi da’i yang ulet dan matang.


--- Auros Abu Umar Al Kurdi (1968-2007), di era Saddam pernah divonis hukuman mati 3 kali. Salah satu dari 7 orang generasi awal yang berbaiat kepada Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi pasca agresi Amerika ke Irak. Diangkat sebagai Amir Dora kemudian Baghdad. Tertangkap dan dihukum mati pada 7 Juli 2007 ---

Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi juga memberikan kedudukan kepada Abu Mariya Al Bu’ubaidi, Abu Qutaibah Al Hazimawi dan Abu Tholib Al Budziyab dari penduduk Jaziroh. Mereka adalah orang-orang yang selama 15 tahun bertarung dengan pemerintah Ba’ats dan menyampaikan dakwah mereka secara terang-terangan dan tidak peduli dengan keganasan para algojo penjara dan panasnya timah peluru.

Syaikh Abu Mush’ab juga memberikan kedudukan kepada Abu Tholhal Al Anshori, Abu Az Zubair dan para ikhwah yang bersamanya, para pahlawan dari Hammam Al ‘Alil, Qobrul ‘Abd. Mereka adalah orang-orang yang melawan Saddam Husen pada tahun 90-an dengan aqidah dan senapan mereka kemudian lari menyelamatkan iman mereka ke Biyaroh, bumi suku Kurdi.


--- Abu Tholhah Al Anshori (1968-2008), generasi pertama yang berbaiat kepada Abu Mush’ab Az Zarqowi dan beliau tunjuk sebagai Amir Mosul dan sekitarnya, juga sebagai anggota dewan Syuro Al Qo’idah Irak. Dihukum mati pada akhir 2007 atau awal 2008 ---

Syaikh Abu Mush’ab Az ZArqowi juga memberikan kedudukan kepada Abu Bashir Ad Dulaimi Al Halawi. Orang yang tidak pernan meminta kartu identitas dan lebih memilih menjadi DPO sepanjang hidupnya untuk menghindari agar tidak dipaksa bergabung dengan tentara Saddam.

Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi juga memberikan kedudukan kepada Abu Bakar Manshur Al ‘Itsawi. Yang seluruh penduduk Dora memberikan kesaksian atas jasanya, pembelaannya dan senioritasnya.

--- Syaikh Abu Bakar Manshur Al ‘Itsawi (1973-2006), bersama Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi. Syahid di Yusufiyah Juni 2006 ---

Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi juga memberikan kedudukan kepada ‘Abdurrozzaq Al Hazimawi. Orang yang telah berkeliling Irak sebagai da’i dengan penuh pengorbanan sejak tahun 80-an. Beliau berdakwah secara terang-terangan di Jaziroh Al Kholidiyah sehingga beliau menjadi laksana cahaya dan api.

Beliau juga memberikan kedudukan dan keutamaan kepada ikhwah muhajirin karena jasa-jasa mereka dan karena mereka telah meninggalkan kampung halaman nereka.

Makanya mufti dan rujukan Jamaahnya adalah Abu ‘Abdulloh Al Muhajir Al Mishri .. Sementara penanggung jawab dewan syariat Irak adalah Abu Anas Asy Syami, penanggung jawab bidang militernya Hamzah Asy Syami dan Abu Ayyub Al Mishri, Amirnya adalah Abu ‘Ali Al Muhajir, sedangkan para pemimpin seniornya adalah Jamal Al ‘Utaibi, Abu Khubaib Asy Syami, Abu Bilal Islam Al Mishri dan Abu Umar Al Mishri.

Mereka semua itu adalah orang-orang senior dalam jihad dan ribath.

--- Abu Anas Asy Syami (1968-2007), tahun 1990 bergabung dengan kamp Al Faruq Afghanistan, tahun 2003 bergabung dengan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi di Irak dan syahid pada jum’at 17 September 2007 ---

--- Abdul Mun’im ‘Izzuddin ‘Ali Al Badawi als. Abu Hamzah Al Mishri (1968-2010), bergabung dengan jamaah Jihad Mesir 1982, bergabung dengan kamp Al Faruq Afghanistan 1999, menjabat sebagai Amir Al Qo’idah Irak setelah syahidnya Az Zarqowi tahun 2006, syahid tahun 2010 ---

Di era kepemimpinan Syaikh dan Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi taqobbalahulloh untuk Al Qo’idah Irak, banyak suara kaluar dari kelompok-kelompok bentukan orang-orang Irak, khususnya adalah kelompok-kelompok bentukan para perwira yang membelot, menyerukan irakisasi pimpinan jihad dan melengserkan muhajirin dari jabatan pimpinan. Namun cengkeraman besi Syaikh kami dan lekatnya generasi awal asal Irak dan orang-orang yang berpengalaman dari kalangan muhajirin yang ada di sekeliling beliau membentengi apa yang diinginkan Syaikh Az Zarqowi dengan keinginan untuk melengserkan muhajirin dan irakisasi Al Qo’idah Irak.

Tatkala Amir kami Az Zarqowi taqobbalahulloh terbunuh dan kepemimpinan diambil alih oleh Al Akh Karim (Abu Ayyub Al Mishri), suara-suara tersebut memiliki pengaruh yang lebih kuat dalam menggeser para muhajirin, dan yang pertama kali secara mencolok tergesar adalah Abu Ayyub Al Mishri sendiri dan beliaupun mengangkat Abu Umar Al Baghdadi. Akan tetapi pengalaman dan perjalanan hidupnya berbeda dengan pengalaman dan perjalanan hidup Amir kami Az Zarqowi. Satu hal yang akhirnya mengubah sebuah gerakan rahasia yang lebih mengandalkan kepada strategi dan taktik perang gerilya menjadi sebuah gerakan kombinasi antara strategi pasukan reguler terbuka --- yang menjadikan kita sebagai buruan pesawat dan roket --- dengan gerakan dakwah dan gerakan sosial. Semua ini mengakibatkan masuknya personal-personal yang lebih bersifat menipu, memanipulasi dan melemahkan, daripada membela dan membatu. Maka terjadilah kemunduran, bercampur aduklah barisan dan terurailah tali ikatan telah kokoh itu.

Pada masa-masa seperti itulah melalui Al Akh Muharib Al Juburi nama Abu Bakar Al Baghdadi berkilau sedikit demi sedikit. Maka masuklah pada masa krisis tersebut orang-orang yang tertanduk, terjatuh dan menipu. Di antaranaya adalah brigadir Hajji Bakar. Mereka-mereka yang masuk jamaah inilah yang menyebabkan terjadinya keributan antar ikhwah di Diyala lantaran manipulasi dan adu domba yang dilakukan oleh orang-orang yang baru saja keluar dari kemunafikan. Lalu Abu Ayyub pun ingin mengembalikan kondisi ini sebagaimana di era Abu Mush’ab Az Zarqowi, sehingga dia mengeluarkan perintah agar tidak ada yang memanggul senjata selain orang yang pernah ikut berperang pada tahun 2003 dan 2004. Cobalah renungkan ini!

--- Abu Abdillah Muharib Al Juburi (1971-2007). Pendiri brigade Jihad Islami kemudian brigade Al Ghuroba’. Kemudian tatkala dibentuk Majelis Syuro Mujahidin beliau ikut bergabung. Dan tatkala dideklarasikan Daulah Islam Irak beliau diangkat sebagai juru bucara resmi Daulah, dan syahid pada 2007 ---

 --- Abu Bakar Al ‘Iroqi als. Hajji Bakar ---

Akan tetapi karena saking banyaknya orang-orang awam dan masih muda yang masuk sementara muhajirin dipinggirkan, enggan untuk hijrah ke Irak, serta banyak di antara mereka yang terbunuh dan tertangkap, hal itu kembali lagi mengakibatkan semakin parahnya masalah.

Setelah banyaknya generasi pertama penduduk asli Irak yang terbunuh, dan setelah tergesernya muhajirin pilihan yang sedianya sebagai pengganti kepemimpinan secara estafet, dan setelah terkombinasinya dua syarat yang tidak ada dalilnya dari Alloh sama sekali, yakni harus penduduk Irak dan keturunan Quraisy, semakin sempitlah wilayah pilihan. Dan bermodalkan rekomendasi dari para mujahid baru itu jatuhlah pilihan kepada Abu Bakar Al Baghdadi.
--- Ibrohim bin ‘Awad als. Abu Du’a’ As Samurro’i als. Abu Bakar Al Baghdadi ---

Dan oleh karena Abu Bakar Al Baghdadi bukan orang yang memiliki sejarah manhaj dan jihad, tidak bula ilmu syar’i yang mendalam, maka ia terlalu mengentengkan untuk memilih para perwira militer yang telah terdidik matang sebagai tentara yang di dalamnya banyak orang zindiq dan atheis, lihai dalam melanggar kehormatan, menumpahkan darah, mempermainkan hukum Alloh, mengganti yang halal menjadi haram dan yang haram menjadi halal. Lalu tatkala tentara itu telah berhasil ditumpas, dapat dukuasai, dan darah para perwiranya telah halal bagi orang yang hendak menuntut balas dan berontak, tiba-tiba mereka menawarkan kerjasama kepada Daulah!!

Abu Bakar pun memilih sejumlah tokoh Ba’ats Irak yang duluan mengajukan tobat palsu --- yang seharusnya diuji dulu, bukan diberi jabatan --- untuk memimpin para muhajirin yang telah meninggalkan kampung halaman, anak dan kedudukan mereka untuk berburu kematian di tempatnya.
Dengan begitu engkau akan paham dia (Abu Bakar Al Baghdadi) sendiri terjerumus dengan apa yang dia celakan kepada Syaikh kami Aiman Adh Dhowahiri, (dengan mengatakan bahwa beliau tunduk kepada kesepakatan sikes-poccot). Karena Abu Bakar Al Baghdadi ini tidak lagi menyisakan orang-orang muhajirin di jajaran pimpinan maupun dewan syuro --- sebelum dia masuk Syam --- kecuali sedikit sekali, itupun di bawah kendali Hajji Bakar, seorang perwira militer yang telah taubat setelah dia tidak berdaya. Dia juga melakukan irakisasi dewan syuro, maka terwujudlah apa yang selama ini dia inginkan dan disuarakan pada era Abu Mush’ab Az Zarqowi taqobbalahulloh.
--- Syaikh Dr. Aiman Adh Dhowahiri, bersama para perintis Al Qo’idah, terdepan memerangi kesepakatan Sikes-Piccot, nahsabuhu kadzalik wallohu hasibuh ---

Penjelasan ini harus disampaikan supaya dapat dipahami bagaimana jalan ceritanya kepemimpinan orang-orang pilihan itu akhirnya berpindah kepada kepemimpinan Abu Bakar Al Baghdadi.
Pada bagian kedua dari tulisan singkat ini kami akan memaparkan fakta-fakta yang setiap muslim dapat mengeceknya. Fakta-fakta ini membuktikan bahwa Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi berlepas diri dari kepemimpinan Al Baghdadi.

Fakta pertama: Hubungan Abu Bakar Al Baghdadi dengan Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi. 

Berikut ini adalah biografinya yang dibangga-banggakan para pendukungnya:
Namanya adalah Ibrohim ‘Awwad (Abu Bakar Al Baghdadi). Dia belum pernah sama sekali berbaiat kepada Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi. Dulunya dia adalah anggota sebuah jamaah yang manhajnya tidak jelas dan tidak memiliki operasi yang dapat diceritakan. Yakni Jaisy Ahlis Sunnah Wal Jamaah. Dahulu jamaahnya ini angkuh untuk bergabung dengan Amir kami Az Zarqowi … Namun setelah dibentuk Majelis Syuro Mujahidin dan pimpinannya orang Irak yaitu Abu ‘Abdillah Ar Rosyid Al Baghdadi, dan setelah dibujuk dan diberi bagian, maka jamaahnya tersebut baru mau bergabung dengan sejumlah jamaah yang membentuk Majelis Syuro Mujahidin. 
--- Abu Abdillah Ar Rosyid (Abu Umar) Al Baghdadi, nama aslinya Hamid Dawud Muhammad Kholil Az Zawi (1959-2010). Amir Jaisy Thoifah Manshuroh, kemudian bergabung dengan Al Qo’idah Irak. Tatkala dibentuk Majelis Syuro Mujahidin dia dipilih sebagai Amirnya, dan tatkala dideklarasikan Daulah Islam Irak dia dipilih sebagai Amir pertamanya. Syahid bersama Abu Hamzah Al Muhajir tahun 2010 ---

Abu Bakar Al Baghdadi ini tidak memiliki sedikitpun pengalaman atau keahlian militer atau ilmu syar’i yang menonjol. Dia itu diajukan oleh Al Akh Muharib Al Juburi setika dia masih mahasiswa pasca sarjana bahasa Arab. Ketika dia lulus dari universitas Yordan manhajnya tidak berbeda dengan Abu Abdillah Al Hamawi. Pada awalnya dia bergabung dengan Abu Mush’ab Az Zarqowi belakangan sedangkan dia tidak memiliki keahlian yang cukup dalam berorganisasi dan juga tidak memiliki pengalaman di bidang militer sedikitpun. Oleh karena itu beliau meragukan atas diajukannya Al Baghdadi.
 
--- Abu ‘Abdillah Al Hamawi, Amir Jamaah Ahroru Asy Syam, akun twitter: @HassanAbboud_Ah ---

Orang kedua (orang bayangan Abu Bakar Al Baghdadi), Hajji Bakar.

Hajji Bakar itu tidak pernah berbaiat kepada Abu Mush’ab Az Zarqowi. Justeru dia dan orang-orang yang setipe dengannya itu adalah orang yang kami ragukan. Karena beda antara orang yang telah menghabiskan waktu lebih dari seperempat abad sebagai tentara Ba’ats - melanggar hukum-hukum Alloh, Tuhannya orang Kristen (Michel Aflaq), Thoghutnya Saddam Husen, menghalalkan darah kaum muslimin dengan cara yang paling buruk, seperti pada kasus Al Anfal (sebuah peperangan di mana dia menghalalkan darah bangsa Kurdi), penggunaan senjata kimia di Haljah, nestapa Kuwait, pembantaian anak-anak dan perempuan di Irak selatan, penyerangan terhadap penduduk Anbar (pada kasus Muhammad Madhlum), penyerangan tentara bersama itelijennya terhadap Ahlus Sunnah dengan alasan mereka adalah orang-oranag Wahabi -, lalu tatkala tentara tersebut telah hancur dan dapat dikuasai, kemudian para personalnya khususnya para perwira tingginya dengan keluarga mereka menjadi target pembunuhan para milisi Rofidloh, tiba-tiba bergabung dengan Daulah, karena tidak ada pilihan lain selain bergabung dengan kelompok yang memiliki kekuatan untuk berlindung. Orang semacam ini jauh berbeda dengan orang yang meninggalkan ketentaraan sebelum dihancurkan dan lebih memilih untuk menjadi DPO, hidup miskin dan menuntut ilmu daripada kenikmatan semu dan palsu yang fana dan akan musnah.
 
--- Michel Aflaq (1910-1989) pendiri partai Ba’ats bersama Saddam Husen (1937-2006) tahun 1988 ---

--- Jenderal Muhammad Madhlum Ad Dulaimi, dibunuh tahun 1995 yang memicu terjadinya demonstrasi Anbar ---

Hajji Bakar bergabung dengan Daulah pada saat berbagai macam model orang, yang buruk dan yang baik, pada berbaiat. Akan tetapi yang membedakannya dengan yang lain adalah keahlian militernya dan kelihaian bicaranya yang melambungkan dirinya secara cepat sehingga ia menduduki posisi pengarah dan otak perencana Daulah. Maka tergeserlah posisi para muhajirin yang tulus dengan orang yang masih memerlukan pencabutan apa yang telah berakar dan bercabang di dalam hatinya, kemudian digembleng kembali sampai matang dan siap pakai.

Abu Aiman Al ‘Iroqi, ceritanya dia ini tidak berbaiat kepada Amir kami dan juga tidak pernah bergaul dengan beliau.





Wali Anbar, Syakir Wuhaib. Orang yang bergabung dengan Daulah setelah 2010, sementara pada saat perang sedang pada puncak-puncaknya (2006) dia masih sebagai seorang mahasiswa … Orang ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi baik dari dekat maupun dari jauh. Bahkan dia mengenal manhaj ini sangat baru sekali. Satu tahun yang lalu dia naik di atas panggung revolusi dan melantunkan nasyid Al Qo’idah. Kemudian dia memberikan ucapan selamat kepada FSA yang berafiliasi kepada Salim Idris yang sekarang ini dia kafirkan semua orang yang berkumpul dengannya. Yang menarik perhatian itu adalah bagaimana orang-orang baru tersebut kemudian menjabat sebagai wali untuk propinsi paling besar, Baghdad.!!
 --- Syakir Wuhaib (1986- 2014), wali ISIS di Anbar ---
 
--- Brigadir Jenderal Salim Idris kelahiran 1957, pimpinan FSA (Free Syrian Army) ---

Ketiga: Tidak ada seorangpun dari jajaran pimpinan Daulah ataupun Majelis Suronya yang punya hubungan dengan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi, yang mana orang-orang terbaik beliau itu memberikan baiatnya kepada Hakimul Ummah (Syaikh Dr. Aiman Adh Dhowahiri) di Khurosan.

Keempat: Mayoritas amir jihad dan dewan syariat ISIS di Syam, termasuk di antaranya ‘Utsman Alu Nazih, ‘Umar Al Qohthoni dan Abu Atsir Al ‘Absi, mereka adalah orang-orang yang baru dengan dunia jihad, belum pernah berpengalaman di medan-medan jihad, apalagi mengenal atau dikenal oleh Az Zarqowi …


--- ‘Utsman Alu Nazih, dewan syariat ISIS, akun twitter: @Otmannazeh ---

 
--- ‘Umar (Abu Bakar) Al Qohthoni, dewan syariat ISIS, akun twitter: @ohqahtani ---
 

--- Abul Atsir Amr Al ‘Absi, wali ISIS di Aleppo ---

Kelima: Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi taqobbalahulloh … di semua medan jihadnya merangkul semua ahlul qiblah (muslim). Lebih dari itu, bahkan beliau menempatkan mereka pada posisinya, menghormati mereka dan menghormati senioritas mereka di jalan jihad.
Makanya Syaikh Abu Mush’ab hormat kepada Syaikhul Jihad Abdulloh Azzam. Bahkan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi merupakan salah satu pengawal beliau. Dan tatkala Syaikh Abdulloh Azzam terbunuh, Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi mengatakan: “Beliau adalah Syaikh saya dalam masalah jihad.”


--- Syaikh Dr. Abdulloh Azzam (1941-1989) ---

Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi juga menghormati Abu Mu’adz Al Khosti meskipun Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi memiliki perselisihan dengan beliau dalam masalah manhaj.


--- Abu Mu’adz Al Khosti, komandan mujahid asal Palestina. Termasuk generasi awal yang berjihad di Afghanistan. Beliau syahid di Kabul melawan aliansi utara pimpinan Ahmad Syah Mas’ud ---

Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi juga hormat kepada Abu Roudloh As Suri dan bahkan memberi nama anaknya dengan nama beliau karena berharap kebaikannya. (Abu Roudloh As Suri adalah sahabat Abu Al ‘Abbas Asy Syami, mufti Ahror Asy Syam dan salah seorang ulama’ Tholi’ah Muqotilah).

Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi juga hormat kepada Syaikhul Mujahidin, Usamah bin Ladin ketika beliau belum mengikuti manhaj ini. Syaikh Abu Mush’ab selalu mengatakan ketika itu: “Beliau ini seorang tokoh seandainya beliau mengikuti manhaj kita.”

--- Syaikh Usamah bin Ladin (1957-2011) ---

Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi juga menerima Khothob. Padahal Khothob ini melarang orang mengkafirkan para penguasa di hadapannya di kamp-kamp. Dia juga orang yang di antara wasiatnya adalah jangan perangi kecuali orang yang telah disepakati kekafirannya. 


--- Samir bin Sholih As Suwailim als. Khothob (1969-2002), komandan mujahidin Chechnya ---
 
Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi juga menerima Abu Anas Asy Syami, bahkan mengangkat beliau sebagai penanggung jawab dewan syariat pertama di Irak. Padahal beliau termasuk orang yang berbeda manhaj dengan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi sebelum datang dan pada hari-hari pertamanya.

Keenam: Jamaah Anshorul Islam yang diperangi oleh Abu Bakar Al Baghdadi.


--- Mujahid Anshorul Islam, Kurdistan ---

Jamaah ini adalah jamaah yang dibentuk oleh jamaahnya Abu Mush’ab Az Zarqowi. Di mana untuk itu beliau mengirimkan Abu Abdirrohman Asy Syami dan kawan-kawannya ke Kurdistan pada tahun 2000.

Setelah itu Amir kami Az Zarqowi taqobbalahulloh memberikan sokongan dana dari dana jamaah beliau (ratusan ribu), tatkala Jamaah Anshorul Islam mengalami kekurangan persenjataan dan peralatan kedoteran. Selain itu, di dalam majelis Syuro Jamaah Anshorul Islam itu terdapat sahabat-sahabat senior Abu Mush’ab Az Zarqowi, yakni Abdul Hadi Daghlas dan Jamal Al ‘Utaibi.


--- Abdul Hadi Daghlas ---
Kemudian setelah itu, sahabat-sahabat terbaik beliau terbunuh. Di antara mereka adalah ‘Abdul Hadi Daghlas, Amjad Ad Dabbas dan lain-lain.

Mewakili kawan-kawan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi, Qonnash Khurosan.
28 Robi’ul Awwal 1435 H




Tidak ada komentar:

Posting Komentar