KAWAN-KAWAN
SYAIKH ABU MUSH’AB AZ ZARQOWI, ANGKAT BICARA TENTANG ISIS
Diwakili
oleh Qonnash Khurosan, kawan-kawan seperjuangan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi
yang ikut bersama-sama beliau dalam merintis sel-sel jihad, angkat bicara
mengenai ISIS. Naskah asli berbahasa arab : http://justpaste.it/ecip
---
Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi (1966-2006), perintis Jamaah Bai’atul Imam,
Mu’askar Herat, Jamaah At Tauhid Wal Jihad, Al Qo’idah Irak dan Majelis Syuro
Mujahidin Irak ---
.::
Dan Mengeluarkan Yang Mati Dari Sesuatu Yang Hidup ::.
Penjelasan
tentang hakekat hubungan Abu Bakar Al Baghdadi dengan Amir kami Abu Mush’ab Az
Zarqowi taqobbalahulloh.
الحمد
لله رب العالمين والصلاة والسلام على اشرف المرسلين وبعد .
Ketika
semakin banyaknya keributan dan kesimpangsiuran seputar apa yang terjadi antara
ISIS dengan sejumlah kelompok Islam di Syam, barupa kasus-kasus yang memalukan,
Syaikh kami Abu Mush’ab Az Zarqowipun kena cipratannya lantaran orang
menganggap bahwa Abu Bakar Al Baghdadi itu merupakan salah satu pengikut senior
beliau dan penerus jejak perjuangan beliau di Irak dan Syam. Maka terpaksa ---
sebagai bentuk kecemburuan kami untuk Syaikh dan Amir kami, agar jangan sampai
lembaran cemerlang sejarah beliau ternodai oleh pertumpahan darah tersebut, dan
sebagai bentuk nasehat kami buat umat Islam, serta untuk menyingkap kebenaran
--- kami harus menjelaskan hakekat hubungan antara Syaikh kami dengan Abu Bakar
Al Baghdadi.
Maka
dengan memohon pertolongan kepada Alloh kami katakan:
Tatkala
Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi taqobbalahulloh memimpin para ikhwah
muhajirin di bawah struktur kepemimpinan Maulawi ‘Abdul Hannan selaku Wali
(gubernur) Herat pada saat Amerika melancarkan serangan ke Afghanistan, waktu
itu yang berada di bawah komando Amir kami Az Zarqowi kurang lebih 80 orang
plus istri-istri dan anak-anak mereka. Sementara jumlah pasukan Tholiban ada
sekitar 1500 orang di bawah komando Al Malawi Abdul Hannan. Pada saat itu musuh
mengepung Herat dengan ribuan tentara lengkap dengan persenjataannya, dan
ketika musuh baru saja menembakkan motar ke salah satu pasar Herat pasukan
Tholiban tidak ada lagi yang tersisa selain 30 orang yang bersama Al Malawi
Abdul Hannan.
---
Herat, Afghanistan ----
Pada
saat itu Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi telah membagi ikhwah muhajirin
menjadi dua bagian, satu bagian bersama beliau menempati pegunungan sekitar, dan
satu bagian lagi berada di dalam kota. Lalu tatkala Tholiban meninggalkan kami
masuklah musuh ke Herat dengan ribuan pasukannya sementara di sana tidak
terdapat selain beberapa gelintir muhajirin yang jumlahnya tidak lebih dari 30
orang plus istri-istri dan anak-anak muhajirin. Setelah Tholiban meninggalkan
kami dan terjadinya ketidak seimbangan yang sangat jauh dari sisi jumlah, maka
keinginan Abu Mush’ab untuk mempertahankan kota --- yang jatuh atas
pengkhianatan seorang tentara yang bergabung dengan Tholiban tanpa melalui
seleksi, pemilihan dan ujian ---, tidak sebesar keinginan beliau untuk
menyelamatkan kehormatan kaum wanita muhajirot yang tentunya akan menjadi
sasaran empuk bagi musuh-musuh Alloh (kelompok murtad aliansi utara). Maka
beliaupun menyiapkan perencanaan untuk menyelamatkan para akhwat tersebut dan
mengirimkan kepada mereka seorang ikhwah yang cakar-cakarnya seperti cakar
singa (seorang ikhwah dari qathar). Kemudian beliaupun berhasil membebaskan
para akhwat tersebut dari kepungan musuh dan kemudian mundur dengan sebuah
iring-iringan yang mana bagian depannya di siagakan sebuah Zukiak (senjata anti
pesawat) yang tidak akan membiarkan ataupun menyisakan apapun yang
menghadangnya sehingga berhasil membuka jalan dan menyelamatkan para akhwat
yang terjaga kesuciannya itu.
---
Ahmad Syah Mas’ud (1951-2001), pimpinan Aliansi Utara yang bekerjasama dengan
Amerika untuk memerangi Tholiban ---
Tatkala
Abu Mush’ab dengan para ikhwah bergeser ke Irak, terjadi kelesuan dan
pengunduran setelah berlalu masa-masa sulit. Maka mundurlah sebagian ikhwah
meninggalkan Abu Mush’ab Az Zarqowi dan lebih memilih menyerahkan diri bersama
anak-anak dan istri-istri mereka daripada melanjutkan perjalanan bersama Amir
kami, Az Zarqowi ini.
Setelah
dua peristiwa tersebut, dan sebelumnya juga pengalaman beliau pertama di
Afghanistan, perintah-perintah amir kami menjadi sangatlah tegas untuk tidak
memasukkan orang-orang baru kecuali setelah mengalami ujian, penyaringan,
terbukti memiliki perilaku dan hati yang baik, lebih mengutamakan kualitas
daripada kuantitas dan perluasan yang tersetruktur bukan perluasan liar. Dalam
hal ini beliau sangat-sangat menegaskan.
Oleh
karena itu di Irak beliau memilih Haji Tsamir Al ‘Athuz Ar Risyawi karena
senioritas dan jasanya. Haji Tsamir menjadi perwira tentara Saddam pada 1995
dan tidak bertahan kecuali satu tahun dia langsung desersi menyelamatkan
imannya dan lebih memilih jadi DPO dan menjadi orang asing sendirian di Jazirah
Arab daripada menjadi tentara Ba’ats. Setelah keluar amnesti dia kembali akan
tetapi ke dalam tahanan keamanan politik lebih dari satu setengah tahun yang
selama itu beliau dapat menghafal Al Qur’an. Kemudian dia kembali ke Kholidiyah
dan Jazirah untuk berdakwah dengan cara yang bijak, menebarkan nasehat dengan
cara yang baik, dan bekerja sebagai kuli angkut dan membuang semua kebanggaan
dan kedudukan semu tersebut.
Beliau
juga memberikan kedudukan kepada Auros Abu Umar Al Kurdi, orang yang telah
memerangi Ba’ats kafir pada tahun 1997 sehingga beliau harus mendekam di
penjara mereka selama bertahun-tahun, sampai akhirnya Alloh memberikan anugerah
kepada beliau keluar untuk menjadi da’i yang ulet dan matang.
---
Auros Abu Umar Al Kurdi (1968-2007), di era Saddam pernah divonis hukuman mati
3 kali. Salah satu dari 7 orang generasi awal yang berbaiat kepada Syaikh Abu
Mush’ab Az Zarqowi pasca agresi Amerika ke Irak. Diangkat sebagai Amir Dora
kemudian Baghdad. Tertangkap dan dihukum mati pada 7 Juli 2007 ---
Syaikh
Abu Mush’ab Az Zarqowi juga memberikan kedudukan kepada Abu Mariya Al Bu’ubaidi,
Abu Qutaibah Al Hazimawi dan Abu Tholib Al Budziyab dari penduduk Jaziroh.
Mereka adalah orang-orang yang selama 15 tahun bertarung dengan pemerintah
Ba’ats dan menyampaikan dakwah mereka secara terang-terangan dan tidak peduli
dengan keganasan para algojo penjara dan panasnya timah peluru.
Syaikh
Abu Mush’ab juga memberikan kedudukan kepada Abu Tholhal Al Anshori, Abu Az
Zubair dan para ikhwah yang bersamanya, para pahlawan dari Hammam Al ‘Alil,
Qobrul ‘Abd. Mereka adalah orang-orang yang melawan Saddam Husen pada tahun
90-an dengan aqidah dan senapan mereka kemudian lari menyelamatkan iman mereka
ke Biyaroh, bumi suku Kurdi.
---
Abu Tholhah Al Anshori (1968-2008), generasi pertama yang berbaiat kepada Abu
Mush’ab Az Zarqowi dan beliau tunjuk sebagai Amir Mosul dan sekitarnya, juga
sebagai anggota dewan Syuro Al Qo’idah Irak. Dihukum mati pada akhir 2007 atau
awal 2008 ---
Syaikh
Abu Mush’ab Az ZArqowi juga memberikan kedudukan kepada Abu Bashir Ad Dulaimi
Al Halawi. Orang yang tidak pernan meminta kartu identitas dan lebih memilih
menjadi DPO sepanjang hidupnya untuk menghindari agar tidak dipaksa bergabung
dengan tentara Saddam.
Syaikh
Abu Mush’ab Az Zarqowi juga memberikan kedudukan kepada Abu Bakar Manshur Al
‘Itsawi. Yang seluruh penduduk Dora memberikan kesaksian atas jasanya,
pembelaannya dan senioritasnya.
---
Syaikh Abu Bakar Manshur Al ‘Itsawi (1973-2006), bersama Syaikh Abu Mush’ab Az
Zarqowi. Syahid di Yusufiyah Juni 2006 ---
Syaikh
Abu Mush’ab Az Zarqowi juga memberikan kedudukan kepada ‘Abdurrozzaq Al
Hazimawi. Orang yang telah berkeliling Irak sebagai da’i dengan penuh
pengorbanan sejak tahun 80-an. Beliau berdakwah secara terang-terangan di
Jaziroh Al Kholidiyah sehingga beliau menjadi laksana cahaya dan api.
Beliau
juga memberikan kedudukan dan keutamaan kepada ikhwah muhajirin karena
jasa-jasa mereka dan karena mereka telah meninggalkan kampung halaman nereka.
Makanya
mufti dan rujukan Jamaahnya adalah Abu ‘Abdulloh Al Muhajir Al Mishri ..
Sementara penanggung jawab dewan syariat Irak adalah Abu Anas Asy Syami,
penanggung jawab bidang militernya Hamzah Asy Syami dan Abu Ayyub Al Mishri,
Amirnya adalah Abu ‘Ali Al Muhajir, sedangkan para pemimpin seniornya adalah
Jamal Al ‘Utaibi, Abu Khubaib Asy Syami, Abu Bilal Islam Al Mishri dan Abu Umar
Al Mishri.
Mereka
semua itu adalah orang-orang senior dalam jihad dan ribath.
---
Abu Anas Asy Syami (1968-2007), tahun 1990 bergabung dengan kamp Al Faruq
Afghanistan, tahun 2003 bergabung dengan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi di Irak
dan syahid pada jum’at 17 September 2007 ---
---
Abdul Mun’im ‘Izzuddin ‘Ali Al Badawi als. Abu Hamzah Al Mishri (1968-2010),
bergabung dengan jamaah Jihad Mesir 1982, bergabung dengan kamp Al Faruq
Afghanistan 1999, menjabat sebagai Amir Al Qo’idah Irak setelah syahidnya Az
Zarqowi tahun 2006, syahid tahun 2010 ---
Di
era kepemimpinan Syaikh dan Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi taqobbalahulloh
untuk Al Qo’idah Irak, banyak suara kaluar dari kelompok-kelompok bentukan
orang-orang Irak, khususnya adalah kelompok-kelompok bentukan para perwira yang
membelot, menyerukan irakisasi pimpinan jihad dan melengserkan muhajirin
dari jabatan pimpinan. Namun cengkeraman besi Syaikh kami dan lekatnya generasi
awal asal Irak dan orang-orang yang berpengalaman dari kalangan muhajirin yang
ada di sekeliling beliau membentengi apa yang diinginkan Syaikh Az Zarqowi
dengan keinginan untuk melengserkan muhajirin dan irakisasi Al Qo’idah
Irak.
Tatkala
Amir kami Az Zarqowi taqobbalahulloh terbunuh dan kepemimpinan diambil
alih oleh Al Akh Karim (Abu Ayyub Al Mishri), suara-suara tersebut memiliki pengaruh
yang lebih kuat dalam menggeser para muhajirin, dan yang pertama kali secara mencolok
tergesar adalah Abu Ayyub Al Mishri sendiri dan beliaupun mengangkat Abu Umar
Al Baghdadi. Akan tetapi pengalaman dan perjalanan hidupnya berbeda dengan
pengalaman dan perjalanan hidup Amir kami Az Zarqowi. Satu hal yang akhirnya
mengubah sebuah gerakan rahasia yang lebih mengandalkan kepada strategi dan taktik
perang gerilya menjadi sebuah gerakan kombinasi antara strategi pasukan reguler
terbuka --- yang menjadikan kita sebagai buruan pesawat dan roket --- dengan
gerakan dakwah dan gerakan sosial. Semua ini mengakibatkan masuknya
personal-personal yang lebih bersifat menipu, memanipulasi dan melemahkan,
daripada membela dan membatu. Maka terjadilah kemunduran, bercampur aduklah
barisan dan terurailah tali ikatan telah kokoh itu.
Pada
masa-masa seperti itulah melalui Al Akh Muharib Al Juburi nama Abu Bakar Al
Baghdadi berkilau sedikit demi sedikit. Maka masuklah pada masa krisis tersebut
orang-orang yang tertanduk, terjatuh dan menipu. Di antaranaya
adalah brigadir Hajji Bakar. Mereka-mereka yang masuk jamaah inilah yang
menyebabkan terjadinya keributan antar ikhwah di Diyala lantaran manipulasi dan
adu domba yang dilakukan oleh orang-orang yang baru saja keluar dari
kemunafikan. Lalu Abu Ayyub pun ingin mengembalikan kondisi ini sebagaimana di
era Abu Mush’ab Az Zarqowi, sehingga dia mengeluarkan perintah agar tidak ada
yang memanggul senjata selain orang yang pernah ikut berperang pada tahun 2003
dan 2004. Cobalah renungkan ini!
---
Abu Abdillah Muharib Al Juburi (1971-2007). Pendiri brigade Jihad Islami
kemudian brigade Al Ghuroba’. Kemudian tatkala dibentuk Majelis Syuro Mujahidin
beliau ikut bergabung. Dan tatkala dideklarasikan Daulah Islam Irak beliau
diangkat sebagai juru bucara resmi Daulah, dan syahid pada 2007 ---
Akan tetapi karena saking banyaknya orang-orang awam dan masih muda yang masuk sementara muhajirin dipinggirkan, enggan untuk hijrah ke Irak, serta banyak di antara mereka yang terbunuh dan tertangkap, hal itu kembali lagi mengakibatkan semakin parahnya masalah.
Setelah
banyaknya generasi pertama penduduk asli Irak yang terbunuh, dan setelah tergesernya
muhajirin pilihan yang sedianya sebagai pengganti kepemimpinan secara estafet,
dan setelah terkombinasinya dua syarat yang tidak ada dalilnya dari Alloh sama
sekali, yakni harus penduduk Irak dan keturunan Quraisy, semakin
sempitlah wilayah pilihan. Dan bermodalkan rekomendasi dari para mujahid baru
itu jatuhlah pilihan kepada Abu Bakar Al Baghdadi.
Dan
oleh karena Abu Bakar Al Baghdadi bukan orang yang memiliki sejarah manhaj dan
jihad, tidak bula ilmu syar’i yang mendalam, maka ia terlalu mengentengkan
untuk memilih para perwira militer yang telah terdidik matang sebagai tentara
yang di dalamnya banyak orang zindiq dan atheis, lihai dalam melanggar
kehormatan, menumpahkan darah, mempermainkan hukum Alloh, mengganti yang halal
menjadi haram dan yang haram menjadi halal. Lalu tatkala tentara itu telah berhasil
ditumpas, dapat dukuasai, dan darah para perwiranya telah halal bagi orang yang
hendak menuntut balas dan berontak, tiba-tiba mereka menawarkan kerjasama
kepada Daulah!!
Abu
Bakar pun memilih sejumlah tokoh Ba’ats Irak yang duluan mengajukan tobat palsu
--- yang seharusnya diuji dulu, bukan diberi jabatan --- untuk memimpin para
muhajirin yang telah meninggalkan kampung halaman, anak dan kedudukan mereka
untuk berburu kematian di tempatnya.
Dengan
begitu engkau akan paham dia (Abu Bakar Al Baghdadi) sendiri terjerumus dengan
apa yang dia celakan kepada Syaikh kami Aiman Adh Dhowahiri, (dengan mengatakan
bahwa beliau tunduk kepada kesepakatan sikes-poccot). Karena Abu Bakar Al
Baghdadi ini tidak lagi menyisakan orang-orang muhajirin di jajaran pimpinan
maupun dewan syuro --- sebelum dia masuk Syam --- kecuali sedikit sekali,
itupun di bawah kendali Hajji Bakar, seorang perwira militer yang telah taubat
setelah dia tidak berdaya. Dia juga melakukan irakisasi dewan syuro,
maka terwujudlah apa yang selama ini dia inginkan dan disuarakan pada era Abu
Mush’ab Az Zarqowi taqobbalahulloh.
---
Syaikh Dr. Aiman Adh Dhowahiri, bersama para perintis Al Qo’idah, terdepan
memerangi kesepakatan Sikes-Piccot, nahsabuhu kadzalik wallohu hasibuh ---
Penjelasan
ini harus disampaikan supaya dapat dipahami bagaimana jalan ceritanya
kepemimpinan orang-orang pilihan itu akhirnya berpindah kepada kepemimpinan Abu
Bakar Al Baghdadi.
Pada
bagian kedua dari tulisan singkat ini kami akan memaparkan fakta-fakta yang
setiap muslim dapat mengeceknya. Fakta-fakta ini membuktikan bahwa Amir kami
Abu Mush’ab Az Zarqowi berlepas diri dari kepemimpinan Al Baghdadi.
Fakta
pertama: Hubungan Abu Bakar Al Baghdadi dengan Amir kami Abu Mush’ab Az
Zarqowi.
Berikut ini adalah biografinya yang dibangga-banggakan para pendukungnya:
Namanya
adalah Ibrohim ‘Awwad (Abu Bakar Al Baghdadi). Dia belum pernah sama sekali
berbaiat kepada Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi. Dulunya dia adalah anggota
sebuah jamaah yang manhajnya tidak jelas dan tidak memiliki operasi yang dapat
diceritakan. Yakni Jaisy Ahlis Sunnah Wal Jamaah. Dahulu jamaahnya ini angkuh
untuk bergabung dengan Amir kami Az Zarqowi … Namun setelah dibentuk Majelis
Syuro Mujahidin dan pimpinannya orang Irak yaitu Abu ‘Abdillah Ar Rosyid Al
Baghdadi, dan setelah dibujuk dan diberi bagian, maka jamaahnya tersebut baru
mau bergabung dengan sejumlah jamaah yang membentuk Majelis Syuro Mujahidin.
---
Abu Abdillah Ar Rosyid (Abu Umar) Al Baghdadi, nama aslinya Hamid Dawud
Muhammad Kholil Az Zawi (1959-2010). Amir Jaisy Thoifah Manshuroh, kemudian
bergabung dengan Al Qo’idah Irak. Tatkala dibentuk Majelis Syuro Mujahidin dia
dipilih sebagai Amirnya, dan tatkala dideklarasikan Daulah Islam Irak dia
dipilih sebagai Amir pertamanya. Syahid bersama Abu Hamzah Al Muhajir tahun
2010 ---
Abu
Bakar Al Baghdadi ini tidak memiliki sedikitpun pengalaman atau keahlian
militer atau ilmu syar’i yang menonjol. Dia itu diajukan oleh Al Akh Muharib Al
Juburi setika dia masih mahasiswa pasca sarjana bahasa Arab. Ketika dia lulus
dari universitas Yordan manhajnya tidak berbeda dengan Abu Abdillah Al Hamawi.
Pada awalnya dia bergabung dengan Abu Mush’ab Az Zarqowi belakangan sedangkan
dia tidak memiliki keahlian yang cukup dalam berorganisasi dan juga tidak
memiliki pengalaman di bidang militer sedikitpun. Oleh karena itu beliau
meragukan atas diajukannya Al Baghdadi.
Orang
kedua (orang bayangan Abu Bakar Al Baghdadi), Hajji Bakar.
Hajji
Bakar itu tidak pernah berbaiat kepada Abu Mush’ab Az Zarqowi. Justeru dia dan
orang-orang yang setipe dengannya itu adalah orang yang kami ragukan. Karena
beda antara orang yang telah menghabiskan waktu lebih dari seperempat abad
sebagai tentara Ba’ats - melanggar hukum-hukum Alloh, Tuhannya orang Kristen
(Michel Aflaq), Thoghutnya Saddam Husen, menghalalkan darah kaum muslimin
dengan cara yang paling buruk, seperti pada kasus Al Anfal (sebuah peperangan
di mana dia menghalalkan darah bangsa Kurdi), penggunaan senjata kimia di
Haljah, nestapa Kuwait, pembantaian anak-anak dan perempuan di Irak selatan,
penyerangan terhadap penduduk Anbar (pada kasus Muhammad Madhlum), penyerangan
tentara bersama itelijennya terhadap Ahlus Sunnah dengan alasan mereka adalah
orang-oranag Wahabi -, lalu tatkala tentara tersebut telah hancur dan dapat
dikuasai, kemudian para personalnya khususnya para perwira tingginya dengan
keluarga mereka menjadi target pembunuhan para milisi Rofidloh, tiba-tiba
bergabung dengan Daulah, karena tidak ada pilihan lain selain bergabung dengan
kelompok yang memiliki kekuatan untuk berlindung. Orang semacam ini jauh
berbeda dengan orang yang meninggalkan ketentaraan sebelum dihancurkan dan
lebih memilih untuk menjadi DPO, hidup miskin dan menuntut ilmu daripada
kenikmatan semu dan palsu yang fana dan akan musnah.
---
Jenderal Muhammad Madhlum Ad Dulaimi, dibunuh tahun 1995 yang memicu terjadinya
demonstrasi Anbar ---
Hajji
Bakar bergabung dengan Daulah pada saat berbagai macam model orang, yang buruk
dan yang baik, pada berbaiat. Akan tetapi yang membedakannya dengan yang lain
adalah keahlian militernya dan kelihaian bicaranya yang melambungkan dirinya
secara cepat sehingga ia menduduki posisi pengarah dan otak perencana Daulah.
Maka tergeserlah posisi para muhajirin yang tulus dengan orang yang masih
memerlukan pencabutan apa yang telah berakar dan bercabang di dalam hatinya,
kemudian digembleng kembali sampai matang dan siap pakai.
Abu
Aiman Al ‘Iroqi,
ceritanya dia ini tidak berbaiat kepada Amir kami dan juga tidak pernah bergaul
dengan beliau.
Wali
Anbar, Syakir Wuhaib.
Orang yang bergabung dengan Daulah setelah 2010, sementara pada saat perang
sedang pada puncak-puncaknya (2006) dia masih sebagai seorang mahasiswa … Orang
ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan Amir kami Abu Mush’ab Az Zarqowi
baik dari dekat maupun dari jauh. Bahkan dia mengenal manhaj ini sangat baru
sekali. Satu tahun yang lalu dia naik di atas panggung revolusi dan melantunkan
nasyid Al Qo’idah. Kemudian dia memberikan ucapan selamat kepada FSA yang berafiliasi
kepada Salim Idris yang sekarang ini dia kafirkan semua orang yang berkumpul
dengannya. Yang menarik perhatian itu adalah bagaimana orang-orang baru
tersebut kemudian menjabat sebagai wali untuk propinsi paling besar, Baghdad.!!
---
Syakir Wuhaib (1986- 2014), wali ISIS di Anbar ---
---
Brigadir Jenderal Salim Idris kelahiran 1957, pimpinan FSA (Free Syrian Army)
---
Ketiga:
Tidak ada seorangpun dari jajaran pimpinan Daulah ataupun Majelis Suronya yang
punya hubungan dengan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi, yang mana orang-orang
terbaik beliau itu memberikan baiatnya kepada Hakimul Ummah (Syaikh Dr. Aiman
Adh Dhowahiri) di Khurosan.
Keempat:
Mayoritas amir jihad dan dewan syariat ISIS di Syam, termasuk di antaranya
‘Utsman Alu Nazih, ‘Umar Al Qohthoni dan Abu Atsir Al ‘Absi, mereka adalah
orang-orang yang baru dengan dunia jihad, belum pernah berpengalaman di
medan-medan jihad, apalagi mengenal atau dikenal oleh Az Zarqowi …
---
‘Utsman Alu Nazih, dewan syariat ISIS, akun twitter: @Otmannazeh ---
--- ‘Umar (Abu Bakar) Al Qohthoni, dewan syariat ISIS, akun
twitter: @ohqahtani ---
---
Abul Atsir Amr Al ‘Absi, wali ISIS di Aleppo ---
Kelima:
Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi taqobbalahulloh … di semua medan jihadnya
merangkul semua ahlul qiblah (muslim). Lebih dari itu, bahkan beliau
menempatkan mereka pada posisinya, menghormati mereka dan menghormati senioritas
mereka di jalan jihad.
Makanya
Syaikh Abu Mush’ab hormat kepada Syaikhul Jihad Abdulloh Azzam. Bahkan Syaikh
Abu Mush’ab Az Zarqowi merupakan salah satu pengawal beliau. Dan tatkala Syaikh
Abdulloh Azzam terbunuh, Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi mengatakan: “Beliau
adalah Syaikh saya dalam masalah jihad.”
---
Syaikh Dr. Abdulloh Azzam (1941-1989) ---
Syaikh
Abu Mush’ab Az Zarqowi juga menghormati Abu Mu’adz Al Khosti meskipun Syaikh
Abu Mush’ab Az Zarqowi memiliki perselisihan dengan beliau dalam masalah
manhaj.
---
Abu Mu’adz Al Khosti, komandan mujahid asal Palestina. Termasuk generasi awal
yang berjihad di Afghanistan. Beliau syahid di Kabul melawan aliansi utara
pimpinan Ahmad Syah Mas’ud ---
Syaikh
Abu Mush’ab Az Zarqowi juga hormat kepada Abu Roudloh As Suri dan bahkan memberi
nama anaknya dengan nama beliau karena berharap kebaikannya. (Abu Roudloh As
Suri adalah sahabat Abu Al ‘Abbas Asy Syami, mufti Ahror Asy Syam dan salah
seorang ulama’ Tholi’ah Muqotilah).
Syaikh
Abu Mush’ab Az Zarqowi juga hormat kepada Syaikhul Mujahidin, Usamah bin Ladin
ketika beliau belum mengikuti manhaj ini. Syaikh Abu Mush’ab selalu mengatakan
ketika itu: “Beliau ini seorang tokoh seandainya beliau mengikuti manhaj kita.”
---
Syaikh Usamah bin Ladin (1957-2011) ---
Syaikh
Abu Mush’ab Az Zarqowi juga menerima Khothob. Padahal Khothob ini melarang
orang mengkafirkan para penguasa di hadapannya di kamp-kamp. Dia juga orang
yang di antara wasiatnya adalah jangan perangi kecuali orang yang telah
disepakati kekafirannya.
Syaikh
Abu Mush’ab Az Zarqowi juga menerima Abu Anas Asy Syami, bahkan mengangkat
beliau sebagai penanggung jawab dewan syariat pertama di Irak. Padahal beliau
termasuk orang yang berbeda manhaj dengan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi sebelum
datang dan pada hari-hari pertamanya.
Keenam:
Jamaah Anshorul Islam yang diperangi oleh Abu Bakar Al Baghdadi.
---
Mujahid Anshorul Islam, Kurdistan ---
Jamaah
ini adalah jamaah yang dibentuk oleh jamaahnya Abu Mush’ab Az Zarqowi. Di mana
untuk itu beliau mengirimkan Abu Abdirrohman Asy Syami dan kawan-kawannya ke
Kurdistan pada tahun 2000.
Setelah
itu Amir kami Az Zarqowi taqobbalahulloh memberikan sokongan dana dari
dana jamaah beliau (ratusan ribu), tatkala Jamaah Anshorul Islam mengalami
kekurangan persenjataan dan peralatan kedoteran. Selain itu, di dalam majelis
Syuro Jamaah Anshorul Islam itu terdapat sahabat-sahabat senior Abu Mush’ab Az
Zarqowi, yakni Abdul Hadi Daghlas dan Jamal Al ‘Utaibi.
---
Abdul Hadi Daghlas ---
Kemudian
setelah itu, sahabat-sahabat terbaik beliau terbunuh. Di antara mereka adalah
‘Abdul Hadi Daghlas, Amjad Ad Dabbas dan lain-lain.
Mewakili
kawan-kawan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi, Qonnash Khurosan.
28
Robi’ul Awwal 1435 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar