Jumat, 11 April 2014

Fakta-Fakta Gelap ISIS (bag.3)

      Berikut ini bagian ke-3 dari beberapa fakta tentang ISIS dari Abu Ahmad, seorang yang pernah berjihad di Khurosan, Irak dan Syam. Ia mengungkapkan informasi tentang Daulah Islam Irak sejak era Abu Mush'ab Az Zarqowi sebelum berdirinya Daulah Islam Irak, ia juga mengungkapkan tentang bagaimana Daulah berdiri, Daulah di era Abu Umar Al-Baghdadi, di era Abu Bakr Al-Baghdadi dan intrik-intrik yang menyertainya, peran ISI di Syam dan sepak terjangnya yang semakin rusak dengan membunuhi orang-orang  muslim yang dikleimnya telah murtad menurut mereka.

Adapun naskah asli berbahasa arab berjudul :
الحقائق الخافية حول دولة البغدادي 
 bisa diakses di : http://aljazeeraalarabiamodwana.blogspot.com/2014/04/blog-post_6490.html

 ***

59.  Sekarang saya akan lanjutkan kronologi terbunuhnya Syaikh Abu Hamzah Al Muhajir dan Syaikh Abu Umar Al Baghdadi, dan bagaimana Abu Du’a’ As Samurro’i (yang mengaku Abu Bakar Al Baghdadi) menerima jabatan Amirul Mukminin, secara detail dan lengkap.
60.  Setelah brigadir Ar Ro’i bebas, Syaikh Abu Umar dan Syaikh Abu Hamzah tinggal di satu tempat selama 7 bulan.
Yaitu tempat di mana beliau berdua terbunuh bersama para pengawal dan beberapa petinggi lainnya.
Dan beliau berdua tidak pernah berhubungan dengan siapapun kecuali melalui Munaf Ar Rowi.

--- Munaf Ar Rowi, kelahiran 1975, Wali Baghdad Daulah ---
61.  Munaf Ar Rowi ini dulu adalah gubernur Baghdad yang terpercaya dan nyaris sebagai satu-satunya orang lama yang tersisa dari sekian amir baru yang disebut Abu Hamzah Al Muhajir sebagai Umaro’ Al Idlthiror (pemimpin darurat) lantaran umur mereka yang masih belia.
62.  Munaf Ar Rowi inilah yang menjadi penghubung surat dan menyalurkannya. Nah, salah satu rumah pos surat tersebut adalah rumah Ibrahim ‘Awadl As Samurro’i (Abu Bakar Al Baghdadi) yang tidak mengenal siapa pihak yang mengirim dan siapa pihak yang menerima.
63.  Pada masa 7 bulan inilah Ar Ro’i terbunuh yang mana pada saat itu dia menjabat sebagai panglima tentara Daulah.
Kemudian diserahkanlah jabatan panglima pasukan Daulah itu kepada sang brigadir penganut partai Ba’ats tersebut yang sebelumnya pernah dipenjara karena memiliki hubungan dengan ‘Izzat Ad Duri.
64.  7 bulan kemudian salah seorang kurir surat yang mengetahui rumah Ibrahim ‘Awadl As Samurro’i, tertangkap.
Dia juga mengetahui rumah Munaf Ar Rowi.
65.  Ketika si kurir tersebut tertangkap datanglah salah seorang penanggung jawab keamanan Baghdad memberitahukan kepada Abu ‘Awadl As Samurro’i berita tertangkapnya si kurir, dan mengatakan kepadanya, bahwa dia tidak mengetahui rumah Munaf Ar Rowi maka kirimkanlah seseorang untuk menyampaikan hal itu kepadanya.
66.  Maka si Samurro’i ini menjawab: Saya ini hanya tempat pos surat. Dan tidak mengenal seorangpun.
Secara harfiah ia mengatakan: “Orang seperti saya ini tidak akan mereka kenalkan dengan seorangpun, semoga saja si kurir itu bersabar dan mampu bertahan.”
Maka ikhwah penanggung jawab keamanan itu kembali sambil mengalirkan air matanya.
67.  Setelah itu si kurirpun mengaku dan menunjukkan rumah gubernur Baghdad Munaf Ar Rowi. Dari situ ia mengaku dan menunjukkan rumah Syaikh Abu Hamzah dan Syaikh Abu Umar. Lalu terbunuhlah beliau berdua bersama dengan sejumlah pimpinan dan pengawalnya, semoga Alloh merahmati mereka semua.
68.  Setelah itu terjadilah kekacauan yang besar di tengah-tengah para ikhwah dan terjadilah berbagai penangkapan di mayoritas wilayah Irak menyusul terbunuhnya Syaikh Abu Hamzah dan Syaikh Abu Umar, dan tertangkapnya Ar Rowi dan yang lainnya.
Dan tidak ada yang tersisa di lapangan selain Hajji Bakar.
69.  Hajji Bakar ini seperti musang, yang telah menimba pemikiran dan belajar tipu daya dari partai Ba’ats.
70.  Ia pun membuat tipu daya keji dengan melayangkan surat kepada masing-masing pimpinan yang menggambarkan seolah-olah dia telah bermusyawarah dengan yang lain untuk mengangkat Abu Du’a’ As Samurro’i sebagai Amirul Mukminin menggantikan Abu Umar Al Baghdadi. Mayoritas pimpinanpun setuju dengan tanpa mengetahui siapa yang melayangkan surat tersebut karena menganggap bahwa yang melayangkan surat tersebut adalah orang senior.
71.  Dan bahwa Abu Du’a’ ini adalah anggota dewan syariat senior yang menyertai Abu Mush’ab Az Zarqowi, dan bahwa dia adalah Qurosyi (keturunan Quraisy), Husaini (keturunan Husain) dan Baghdadi (asal Baghdad). Mayoritas pimpinanpun setuju kemudian selanjutnya mereka semua dipecat dengan cara yang bermacam-macam yang sebagiannya akan kami ceritakan sebentar lagi.
72.  Saya akan lanjutkan penjelasan tentang orang-orang dekat Al Baghdadi, para penganut partai Ba’ats:
Abu Ahmad Al ‘Alwani,
Abu Abdirrohman Al Bailawi,
Abu Saif Al Mashlawi,
Abu ‘Uqoil Al Hamadani dan lain-lain.


--- Abu Ahmah Al ‘Alwani, nama aslinya adalah Walid Jasim Al ‘Alwani, seorang tentara di era Saddam Husen, anggota dewan militer ISIS ---


--- Abu Abdirrohman Al Bailawi, nama aslinya adalah Adnan Ismail Najm, Kuniahnya adalah Abu Usamah Al Bailawi, pernah dipenjara tahun 2005, anggota tentara di era Saddam Husen, anggota dewan militer ISIS, terbunuh di Anbar ---
73.  Dengan ma’unah Alloh saya akan melanjutkan penjelasan tentang hakekat ISIS dan As Samurro’i (yang mengaku Al Baghdadi), orang yang secara dusta mengaku sebagai keturunan Quraisy dan keturunan Ahlil Bait. Dan siapa saja pilar-pilar Daulah Ba’ats nya ini?
74.  Tidak lama setelah Abu Du’a’ As Samurro’i (yang mengaku Al Baghdadi) ini menjabat sebagai Amirul Mukminin, seorang perwira Ba’ats senior bebas dari penjara, di mana sebelum dipanjara dia telah berbaiat kepada Daulah.
75.  Orang itu adalah Abu Muhannad As Suwaidawi, seorang brigadir militer Ba’ats di era Saddam yang dipenjara karena memiliki hubungan dengan ‘Izzat Ad Duri.

--- Foto palsu Abu Muhannad As Suwaidawi als Abu Aiman Al Iroqi yang selama ini beredar, anggota jajaran pimpinan ISIS Suriah, mantan perwira intelijen angkatan udara Saddam Husen dengan pangkat mayor, anggota dewan militer ISIS, kelahiran 1965, pernah dipenjara 3 tahun pada tahun 2007, pindah ke Deir Al Zur, Suriah pada 2011, dan menjadi penanggung jawab ISIS untuk wilayah Idlib, Aleppo dan pegunungan Lattakia ---

76.  Beberapa hari sebelum ditangkap, ia bergabung dengan Daulah kemudian seminggu setelah itu ia ditangkap. Dan tatkala dia keluar dari penjara ia menentang atas dipilihnya Hajji Bakar sebagai panglima militer Daulah. As Samurro’i (yang mengaku sebagai Al Baghdadi) pun menemuinya dan berusaha menyenangkannya dengan meminta kepada Hajji Bakar agar mau menyerahkan jabatannya kepada Abu Muhannad As Suwaidawi. Kemudian Hajji Bakar pun dinonaktifkan untuk beberapa saat.
77.  Pada awal As Suwaidawi ini bebas dari penjara, ia bekerja sangat serius dalam menjalankan tugasnya sebagai penanggung jawab militer. Tidak ia tinggalkan satu tempatpun, baik sipil maupun militer, kecuali ia ledakkan. Yang penting Amirul Mukminin senang dengan banyaknya operasi.
78.  Pada masa-masa ini, nampak sekali di Irak sangat mengentengkan darah kaum muslimin dengan alasan tatarrus. Hal menimbulkan reaksi besar-besaran terhadap mujahidin, belum lagi operasi penyerangan gereja yang salah itu.
79.  Tidak lama kemudian beberapa perwira partai Ba’ats bebas dari penjara Nuri Al Maliki, yang di antaranya adalah kolonel Abu Muslim.
Maka merekapun membeberkan catatan-catatannya, ucapan-ucapannya dan hasil interogasi selama di penjara, maka iapun dipecat demi menyenangkan mereka.
80.  Kolonel Abu Muslim adalah orang Turkuman yang berasal dari Talafar. Dia termasuk loyalis berat kepada Saddam Husen, dan sepeninggalnya kepada Izzat Ad Duri. Ia dipenjara lama karena keteguhan dan komitmennya yang sangat kuat kepada Ba’ats.
81.  Si kolonel ini bersama para perwira Ba’ats lain yang bersamanya, dulu ketika di penjara adalah orang-orang terdepan dalam menghina manhaj Al Qo’idah. Mereka juga menghina dan menyakiti para ikhwah di penjara Irak.
82.  Yang paling penting dan paling banyak mereka sakiti adalah seorang Syaikh senior jihad, Abu Ritaj Al ‘Iroqi, yang dikenal juga dengan nama Abu Zainab, kawan dan pengawal Abu Hamzah Al Muhajir rohimahulloh.
83.  Ada ucapan Abu Ritaj Al ‘Iroqi yang terkenal, yang dia ucapkan kepada para perwira Ba’ats yang dipenjara bersamanya: “Pena-pena Ba’ats masih meneteskan darah kami, bagaimana mereka akan memimpin kami.” dan beliau adalah termasuk orang yang paling kuat mengingatkan bahaya mereka-mereka ini.
84.  Orang-orang Daulah yang sependapat dengan Syaikh Abu Ritaj ini adalah: Abu Abdurrohman Al Kimi, Syaikh Hajji Rosyid, Abu Umar Hifa, Syaikh Al Mayyahi, Syaikh Abu Manshur dan Syaikh Abu Abdillah Al ‘Azawi.
Catatan: Syaikh Al Mayyahi adalah Syaikh Abu Mariyah Al ‘Iroqi yang menjadi anggota dewan syari’ah Jabhatun Nushroh sekarang.
85.  Selain itu yang sependapat dengan Syaikh Abu Ritaj adalah Syaikh Abu Asia, Syaikh Al Harori dan Syaikh Abul Barro’ Al Kurdi.
Juga sejumlah ikhwah pilihan dalam Jamaah baik yang di penjara maupun yang di luar penjara.
86.  Saya akan jelaskan sekilas tentang para perwira Ba’ats di era Saddam Husen, supaya antum paham kenapa para pemuda mujahid itu cepat sekali mau bergabung dengan ISIS sekarang. Karena seluruh pemimpinnya adalah orang-orang Ba’ats yang semuanya menduduki dewan Syuro.
87.  Dahulu pada jaman Saddam Husen, jika ada seorang salafi ditangkap pertama kali yang dilakukan kepadanya sebelum diinterogasi adalah dipatahkan satu atau dua anggota badannya dengan batu. Dan kebanyakan ia dibiarkan seperti itu selama di penjara tanpa pengobatan, belum lagi yang dibakar dengan plastik.
88.  Ada salah seorang informan yang bekerja untuk intelijen Irak yang telah bertaubat, dia mengaku kepada para ikhwah: “Ketika saya kembali ke Baghdad, saya ditempatkan di sebuah kamar untuk melakukan perzinaan, minum khomer dan menginjak Al Qur’an.”
89.  Si agen ini setelah berhasil menyusup di tengah-tengah para ikhwah dan kembali, dia ditempatkan di dalam sebuah ruangan yang di atapnya terdapat celah untuk mengambil makanan, di mana dia tidak dapat mencapai celah tersebut kecuali dengan cara menumpuk Al Qur’an lalu naik di atasnya.
90.  Oleh karena itu permusuhan itu sudah ada baik sebelum di penjara, ketika di penjara maupun setelah di penjara, antara para pemuda jihad yang memiliki aqidah yang lurus dengan para penganut Ba’ats Saddam yang mengendalikan ISIS sekarang.
91.  Dan dideklarasikannya Jabhah Al Murobithin Irak beberapa saat yang lalu, itu adalah untuk menampung banyak mujahid berpaham salaf yang memiliki aqidah yang lurus, bukan para penganut Ba’ats.
Dan saya ucapkan selamat kepada umat Islam atas dideklarasikannya Jabhah Al Murobithin tersebut. Malik Al ‘Utaibi Abu Tholhah.
92.  Setelah Abu Muslim At Turkumani als. Abu Umar At Turkumani menjabat sebagai pengawas umum ISIS, ia punya keinginan untuk menyingkirkan orang yang sangat berbahaya ini, Hajji Bakar.
93.  Orang inipun dikirim ke Syam sebagai pembantu Abu Du’a’ As Samurro’I (als. Abu Bakar Al Baghdadi).
Dan memang benar bahwa dia adalah orang bayangan Abu Du’a’ As Samurro’i di Suriah, dan dia memiliki kecakapan yang tinggi dalam beberapa urusan fital.
94.  Tinggallah Abu Muslim At Turkumani sebagai pengawas umum dan pengendali peperangan di Irak sekarang, dan saya akan ceritakan beberapa masalah yang berkaitan dengan bangsa Turkuman Irak, serta bagaimana gaya mereka dalam berinteraksi dengan Al Qo’idah yang merupakan orang Arab.
95.  Turkuman Irak, tepatnya adalah Talafar, memendam dendam kepada bangsa Arab secara umum. Mereka berusaha untuk memisahkan diri dari Irak sebagai sebuah Negara. Dan mereka telah melakukan penyerangan kepada para mujahid Al Qo’idah dan membunuh mereka.

--- Talafar, Irak ---
96.  Di antara orang-orang penting yang dibunuh oleh orang-orang Turkuman adalah: Abu Saif Al ‘Ubaidi Al Maushili, seorang penanggung jawab keamanan Al Qo’idah di era Syakh Abu Mush’ab Az Zarqowi taqobbalahulloh, yang mati di tangan Abdurrohim At Turkumani.
97.  Abdurrohim At Turkumani ini adalah orang yang paling keras permusuhannya kepada Al Qo’idah, dan juga termasuk kepada orang-orang yang mengangkat bendera peperangan terhadap para aktifis Islam dan jihad. Namun secara mengejutkan dia sekarang ini menjadi Amir ISIS yang sesungguhnya untuk wilayah Deir, Suriah.
98.  Abdurrohim yang menjadi Amir ISIS untuk wilayah Deir ini, sekarang nama panggilannya adalah Abdun Nashir, sementara mayoritas orang yang bersamanya sekarang tidak tahu kalau dia sebelumnya memerangi Al Qo’idah. Dan dia adalah orang yang menentang seluruh manhaj Al Qo’idah dan seluruh orang jihadis.
99.  Di antara sedikit orang yang tahu kalau Abdun Nashir ini adalah Abdurrohim, seorang penjahat yang memerangi mujahidin, adalah Abu Aiman Al ‘Iroqi. Dia ini tahu bahwa Abdun Nashir itu adalah Abdurrohim yang bersembunyi di balik nama tersebut.
100.  Abu Aiman Al ‘Iroqi ini adalah seorang informan untuk intelijen Saddam sebelum tumbang. Dia ini bukan pemilik foto berikut yang selama ini beredar, karena orang tersebut telah terbunuh di Suriah.

101.  Abu Aiman ini adalah penganut Ba’ats, orang keji yang terbina dengan pemikiran Ba’ats lalu mereka susupkan. Tidaklah masuk akal baginya meninggalkan Ba’ats sementara dia mengembangkan Ba’ats dengan cara menyusup di tengah-tengah aktifis Islam.
102. Setelah Saddam Husen tumbang Abu Aiman als. Ali Aswad Al Juburi ini ditangkap oleh pemerintahan Al Maliki selama satu bulan lalu dibiarkan untuk beberapa saat. Cara-cara semacam ini sudah msyhur di kalangan para penanggung jawab keamanan sebagai cara untuk perekrutan dan menaikkan nama.
103. Abu Aiman ini sekarang termasuk jajaran pimpinan ISIS. Dia merupakan anggota dewan militer tinggi ISIS. Dia ini juga terkenal sering mengucapkan kata-kata kekafiran, dan banyak ikhwah yang menjadi saksi tentang hal ini.
104. Beberapa kali dia mengatakan, bahwa dia tidak memiliki keinginan untuk menjalankan syariat Alloh, dan ingin menjalankan hukum rimba. Yang aneh adalah ada sebagian ‘kambing’ yang bersamanya itu mau mendengarnya dan tidak peduli, padahal mereka mengkafirkan angin.
105. Abu Aiman Al ‘Iroqi ini secara dholim telah membunuh Syaikh ‘Ishom Ar Ro’i, mujahid Umar Balusy dan Syaikh Jalal Berli. Ia juga menghukum mati para mujahid muhajir tanpa melalui pengadilan syar’i setelah ia berikan jaminan keamanan, semoga Alloh merahmati mereka semua.
Itu semua terjadi di wilayah pantai Suriah sebelum mereka meninggalkan tempat ribath dan melarikan diri ke Roqqoh.

(bersambung, insyaAlloh ….)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar