Berikut
ini bagian ke dua dari beberapa fakta tentang ISIS dari seseorang yang
pernah berjihad di Khurosan, Irak dan Syam. Ia mengungkapkan informasi
tentang Daulah Islam Irak sejak era Abu Mush'ab Az Zarqowi sebelum
berdirinya Daulah Islam Irak, ia juga mengungkapkan tentang bagaimana
Daulah berdiri, Daulah di era Abu Umar Al-Baghdadi, di era Abu Bakr
Al-Baghdadi dan intrik-intrik yang menyertainya, peran ISI di Syam dan
sepak terjangnya yang semakin rusak dengan membunuhi orang-orang muslim yang dikleimnya telah murtad menurut mereka.
Adapun naskah asli berbahasa arab berjudul :
الحقائق الخافية حول دولة
البغدادي
bisa diakses di : http://aljazeeraalarabiamodwana.blogspot.com/2014/04/blog-post_6490.html
***
14.
Keuangan
Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi – Jamaah Tauhid Wal Jihad – mengalami kesulitan
seiring dengan meningkatnya pemboikotan para donatur Jazirah Arab kepada Jamaah
Tauhid Wal Jihad, sehingga terpaksa Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi menyegerakan
baiat.
15.
Setelah
Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi berbaiat dengan Al Qo’idah para ikhwah Al Qo’idah
di Irak bergabung dengan jamaah barunya sehingga kami menjadi satu jamaah, dan
kita memiliki jaringan di beberapa Negara sekitar.
---
Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi ---
16.
Pada
masa-masa itu --- masa Syaikh Zarqowi --- jamaah kami sangatlah sulit disusupi
bagi para intel, baik yang berasal dari dalam Irak maupun dari luar Irak.
Karena pada saat itu para komandan jihad itu telah dikenal asal-usulnya dan
kelebihan-kelebihannya.
17.
Di
mana setiap hari dilakukan hukuman mati kepada informan (penyusup) lantaran
sejak dini kedoknya ketahuan, yang selalunya pada saat itu terjadi di tingkat
anggota, bukan di tingkat komandan ataupun amir. Karena pada saat itu para amir
itu adalah orang-orang yang terpercaya dan memiliki kelebihan-kelebihan,
aqidah, kepribadian dan asal-usul yang diketahui.
18.
Sekarang
saya akan bercerita tentang kejadian terbunuhnya Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi
dan bagaimana kronologi terbentuknya Daulah Islam Irak, bagaimana ia mulai
disusupi dan sampai tingkat mana penyusupan itu terjadi.
19.
Beberapa
saat setelah Amir kita Abu Mush’ab Az Zarqowi berbaiat kepada Syaikh Usamah bin
Ladin --- semoga Alloh merahmati beliau berdua ---, Syaikh Abu Mush’ab Az
Zarqowi terbunuh lantaran pengkhianatan seseorang asal Irak yang tertangkap
ketika ia berobat.
20.
Saya
akan ceritakan secara singkat saja kronologi terbunuhnya Syaikh Abu Mush’ab Az
Zarqowi karena ini bukan inti dari pembahasan kita, selain itu kami juga telah
banyak berbicara mengenai masalah tersebut dan telah selesai. Juga telah
dilakukan qishosh terhadap orang murtad yang membocorkan keberadaan beliau.
Kemudian setelah Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi digantikanlah oleh Syaikh Abu
Hamzah Al Muhajir.
21.
Setelah
Abu Hamzah Al Muhajir menggantikan, beliau bekerja tidak sebagaimana manhaj
Syaikh Zarqowi dari sisi keamanan, struktur dan pembagian kelompok. Beliau
bekerja sebagaimana layaknya kelompok yang memiliki kekuatan dan kekuasaan.
22.
Setelah
itu Syaikh Al Muhajir berbaiat kepada Syaikh Abu Umar Al Baghdadi dengan cara
yang aneh yang mana beliau adalah orang yang belum pernah dikenal sebelumnya
dalam Jamaah baik sebagai komandan besar maupun komandan kecil, akan tetapi dia
hanyalah seorang yang biasa-biasa saja.
---
Abu Umaar Al Baghdadi dan Abu Hamzah Al Muhajir ---
23.
Al
Baghdadi I adalah orang biasa dan bukan komandan. Makanya semua orang heran
terhadap Abu Hamzah Al Muhajir ketika ia membaiatnya, padahal apa yang
menjadikannya rohimahulloh layak untuk itu?
24.
Berikut
surat Syaikh Abu Sulaiman Al ‘Utaibi, Qodli Daulah saat itu yang menjelaskan
tentang kondisi mereka, sebelum belum beliau melarikan diri dari Daulah ke
Khurosan lantaran beliau diburu untuk dibunuh. Ada di alamat ini http://justpaste.it/do3r
25.
Setelah
Daulah diproklamasikan dan dibaiat, berbagai macam orang yang baik maupun yang
buruk masuk Daulah dan banyak kelompok Irak yang berbaiat kepadanya.
Dan
banyak di antara mereka yang masuk karena mencari jabatan atau untuk melakukan
penyusupan kepada Daulah --- dan ini yang paling penting.
26.
Maka
banyak para perwira desertir tentara Ba’ats Irak yang menampakkan diri
bertaubat masuk Daulah. Padahal pada diri mereka masih ada sisa-sisa pemikiran
Ba’ats baik mereka sadar atau tidak.
27.
Selain
banyak juga kelompok Al Jaisy Al Islami dan Brigade Tsauroh Al ‘Isyrin yang
bergabung. Dan di antara mereka ada yang bergabung Daulah atas perintah dari
Saudi, dari Suriah, perintah dari ‘Izzat Ad Duri dan Abu ‘Ali Al Kholili.
--- ‘Izzat Ad Duri adalah orang nomer 2 di pemerintahan Saddam Husen yang bekerja di kantor wakil pimpinan dewan revolusi. Sebelum itu ia memegang beberapa jabatan yang di antaranya adalah menteri dalam negeri dan menteri pertanian. Setelah terjadi penjajahan Irak ia bersembunyi dan partai Ba’ats Arab Sosialis mengumumkan bahwa ia menjabat sebagai sekjen partai sebagai pengganti Saddam Husen setelah ia dihukum mati –--.
28.
Abu
Ali Al Kholili dulunya adalah seorang perwira pada kelompok-kelompok Palestina
di Irak pada era Saddam Husen. Setelah ia kembali ke Suriah ia menjalin
hubungan dengan intelejen keamanan nasional Suriah untuk menjalankan missi di
Irak.
29.
Akibat
penyusupan-penyusupan yang sangat mencolok dan perasaan sebagai Daulah yang
memiliki kekuasaan serta gaya interaksi dengan kelompok-kelompok lain yang
dibangun atas persepsi ini, maka seluruh duniapun bangkit mengeroyok kami dan
mulailah muncul shohawat.
30.
Shohawat
adalah sebuah sebutan untuk semua yang memerangi kami, baik muslim maupun
kafir.
Namun
demikian dahulu kami memperlakukan mereka seperti orang-orang kafir, yakni
menghalalkan darah dan harta mereka, juga membunuh orang-orang yang ada di
sekitarnya dengan alasan tatarrus. Semoga Alloh mengampuni kami.
31.
Oleh
karena lemahnya komunikasi, kurang jelasnya pandangan dan misi, lemahnya
program yang terorganisir, dan rapuhnya bangunan yang dibangun dengan sistem
comot sana-sini ini, maka kamipun tetap yakin bahwa kami berada di pihak yang
benar dan kami bersabar dengan kondisi itu.
32.
Semakin
kami lemah semakin kuat para penyusup itu mengendalikan kami di lapangan,
sehingga kami ini menjadi permainan antara tangan-tangan kelompok Ba’ats dan
intelijen Suriah.
33.
Makanya
setiap kali habis operasi kita dapati ternyata operasi tersebut menguntungkan
satu kelompok atau yang lainnya meskipun secara lahir membela Islam. Banyak peledakan-peledakan yang diarahkan
kepada Rofidloh tapi justeru menguntungkan Rofidloh, seperti penangkapan
terhadap ratusan pemuda Ahlus Sunnah akibat serangan tersebut.
34.
Setelah
itu terbunuhlah Syaikh Abu Hamzah Al Muhajir dan Syaikh Abu Umar Al Baghdadi.
Sebagaimana yang disebutkan oleh wikileaks Daulatul Baghdadi, hal itu
menggoncang seluruh Daulah karena sebagian besar pemimpinnya ikut terbunuh.
Kemudian dipilihlah Abu Bakar sebagai Amirul Mukminin dengan cara yang sangat
buruk.
35.Pemilihan
Abu Bakar Al Baghdadi ini dilakukan dengan cara yang lebih buruk daripada
sebelumnya, karena dia bukanlah orang yang kami kenal juga bukan orang yang
dikenal oleh mayoritas ikhwah di jajaran pimpinan.
---
Abu Du’a’ As Samurro’i (yang mengaku sebagai Abu Bakar Al Baghdadi ) ---
Dikarenakan
ketatnya sistem keamanan dan lemahnya komunikasi, masing-masing orang menyangka
bahwa yang memilihnya adalah si Fulan.
36.
Saya
tidak pungkiri, bahwa setelah diangkatnya Abu Bakar Al Baghdadi kami mengalami
lompatan yang besar. Akan tetapi seperti biasa, lompatan itu justeru menjadi
jebakan dan kuburan bagi kami sendiri. Seringnya dikompiri akan mengakibatkan
ledakan, sedangkan Amir kita yang satu ini adalah orang yang pandai ngompori.
37.
Setelah
itu atas taqdir Alloh terjadilah revolusi di Syam yang penuh berkah, yang mana
hal itu menjadi kabar gembira dan pertanda baik bagi kami.
Datang
perintah dari Syaikh Aiman Adh Dhowahiri untuk membentuk sebuah kesatuan dan
mengirimkannya ke Syam, maka lahirlah Jabhatun Nushroh.
38.
Terjadilah
kesepakatan dengan Abu Muhammad Al Jaulani ketika keberangkatannya ke Syam
khusus mengenai gambaran program dan tata cara berinteraksi dengan penduduk
Syam, serta menghindari kesalahan yang sudah-sudah.
Saya
akan jelaskan tentang masalah ini pada saatnya nanti.
39.
Siapakah
Abu Bakar Al Baghdadi, penguasa Daulah Islam Irak dan Syam (ISIS) ini?
Dan
bagaimana ia dapat mencapai jabatan yang dia pangku sekarang?
Saya
akan menceritakannya secara detail dan lengkap dengan tanggal dan tempatnya.
40.
Dia
adalah Ibrohim bin ‘Awadl Al Badri berasal dari kabilah Al Bubadri, dilahirkan
di Samarra dan tinggal di sana. Dan Alloh Mahatahu bahwa saya telah berusaha
meneliti nasabnya dan telah menanyakannya kepada orang-orang sholih dan
orang-orang yang jujur, setelah itu saya meragukan nasabnya untuk beberapa
waktu.
41.
Saya
semakin ragu-ragu ketika saya mengetahui bahwa lembaga pemurnian nasab Al Alawi
Asy Syarif yang dituduh berpaham Syi’ah, mengatakan bahwa Al Bubadri itu
bukanlah dari Quraisy dan bukan pula dari Ahlul Bait (keturunan keluarga Nabi).
42.
Sampai
suatu saat Alloh memberikan petunjuk kepada saya berjumpa dengan seorang ikhwah
mujahid yang ahli masalah nasab, dia menegaskan kepada saya bahwa Al Bubadri
dan orang-orang suku Badar itu bukanlah Ahlul Bait, bukan pula dari suku
Quraisy. Dengan begitu maka kawan kita satu ini bukanlah Baghdadi (dari
Baghdad), bukan pula Qurosyi (keturunan Quroisy) apabali Ahlul Bait (keturunan
keluarga nabi).
43.
Adapun
jenjang pendidikannya, yakni jenjang pendidikan Abu Du’a’ As Samurro’i (yang
berdusta mengaku Abu Bakar Al Baghdadi) ini, dulunya dia studi di Universitas
Islam Saddam Husen. Memang dia pernah mengajukan disertasi ilmu Tajwid, namun
sama sekali dia belum meraih gelar tersebut.
44.
Dengan
begitu, dia itu bukan seorang Doktor Syariah, bukan pula Baghdadi, bukan pula
keturunan Al Hasan maupun Al Husain. Akan tetapi yang terjadi adalah bahwa
gelar Quraisy --- Kulaisy --- itu disematkan untuk siapa saja yang menjadi Amir
ISIS, bukan sebaliknya. Inilah salah satu kedustaan ISIS.
45.
Amirul
Mukminin yang mereka klaim ini, yang sekarang bersikap kasar terhadap penduduk
Suriah ini, dulu melarikan diri dari Irak pada awal Amerika melancarkan
serangan ke Irak. Lalu ia tinggal di Damaskus, tepatnya di As Sayyidah Zainab
selama tiga tahun sampai 2006.
46.
Tiga
tahun tinggal di Suriah sebagai orang yang lari dari jihad Irak, yang mana tiga
tahun ini adalah tahun-tahun perekrutan informan Suriah untuk melawan jihad Irak,
sehingga mayoritas orang yang ditangkap pada saat itu adalah ibarat binaan
tentaara.
47.
Di
antara kawan Al Baghdadi yang paling akrab ketika di As Sayyidah Zainab adalah
Abu Faishol Az Zaidi, seorang sepupu Mu’adz Ash Shofuk agen pemerintah Suriah.
Juga Abu Al Qo’qo’ II, dia inilah yang memperkenalkan Mu’adz kepadanya.
48.
Abu
Bakar Al Baghdadi kembali ke Irak tahun 2006. Sementara Al Baghdadi ini, suami
saudara perempuan istrinya adalah pemimpin kelompok Anshorut Tauhid yang
berafiliasi kepada Jaisyul Mujahidin Irak.
49.
Suami
saudara perempuan istrinya ini adalah orang yang taat beragama dan memiliki
ketaqwaan, dan Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqowi juga mencintai dan menghormatinya.
Namun As Zarqowi sama sekali belum pernah bertemu dengan Abu Bakar Al Baghdadi,
karena beliau terbunuh ketika Al Baghdadi masih di Damaskus.
50.
Abu
Bakar kembali ke Irak dan tidak bertemu dengan Az Zarqowi karena beliau telah
terbunuh. Namun dia bertemu dengan Syaikh Muharib Al Juburi rohimahulloh
karena beliau mengnalnya pada saat di Damaskus, sebab Syaikh Muharib pernah
berkunjung ke Damaskus beberapa kali.
51.
Setelah
sebagian dari Jamaah ini berbaiat kepada Daulah, setelah proklamasi Daulah, Abu
Bakar Al Baghdadipun berbaiat kepada Daulah dan bekerja bersama Syaikh Muharib
Al Juburi. Tidak lama kemudian ia ditangkap dan dipenjara untuk beberapa tahun.
52.
Setelah
masuk penjara ia berkonfrontasi dengan pemikiran para ikhwah di penjara karena
memang sebelumnya Abu Bakar Al Baghdadi ini terdidik dalam didikan shufi-asy’ari
--- seperti pendidikan di universitas Islam Saddam Husen ---, sehingga dia
tidak mengenal sedikitpun apa itu hakimiyah apa itu dlowabitut takfir.
53.
Setelah
keluar penjara --- tentu saja tidak lama, karena memang dia tidak kenal siapa-siapa
dan tidak dikenal siapa-siapa, juga karena dia dipenjara ketika baru sampai
Irak.
Iapun
kembali bergabung dengan Daulah.
54.
Abu
Bakar Al Baghdadi ditugaskan sebagai pusat pengiriman surat Daulah, dengan cara
nanti ada seorang ikhwah datang membawa surat dan melemparkannya di pekarangan
rumahnya lalu ada seorang ikhwah lainnya yang mengambil darinya tanpa dia tahu
dari kedua belah fihak ikhwah tersebut.
55.
Pada
masa itu juga ada yang bebas dari penjara, dua orang staf brigadir militer,
Muhammad An Nada Al Juburi asal desa Shodiroh yang memiliki nama gelar Ar Ro’i.
dan yang kedua adalah Samir Abad Muhammad Hajji Bakar, anggota pimpinan firqoh
partai Ba’ats, yang kemudian binasa di tangan seorang ikhwah mujahidin Suriah.
NB:
Hirarki kepemimpian partai Ba’ats Irak terdiri dari 4 tingkatan:
Kholiyah:
terdiri dari minimal 3 orang,
Firqoh:
terdiri dari 3 sampai 7 kholiyah,
Syu’bah:
terdiri dari minimal 2 firqoh,
Far’u:
terdiri dari minimal dua syu’bah. –pnerj.
56.
Pada
saat itu panglima angkatan perang Daulah Islam Irakpun diserahkan kepada Ar
Ro’i.
Lalu
ia mengangkat teman seangkatan dan separtainya, Hajji Bakar, sebagai wakilnya.
Tidak lama kemudian Ar Ro’i terbunuh.
57.
Sebelumnya
Syaikh Abu Umar Al Baghdadi dan Syaikh Abu Hamzah Al Muhajir telah mengenal
secara pribadi Ar Ro’i akan tetapi untuk Hajji Bakar, beliau berdua sama sekali
belum pernah bertemu. Setelah Ar Ro’i terbunuh jabatannya diserahkan kepada
Hajji Bakar.
58.
Mereka
serahkan kepemimpinan pasukan Daulah kepadanya atas amanat dari Abu Hamzah Al
Muhajir padahal mereka tidak mengenalnya selain dari rekomendasi Ar Ro’i,
sebabnya adalah karena Syaikh Abu Umar dan Syaikh Abu Hamzah benar-benar
terpisah dari orang lain lantaran tuntutan keamanan.
(bersambung …)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar