Sabtu, 29 Maret 2014

Jawaban Awal Syaikh Abu Abdullah Asy-Syami Terhadap Tantangan Mubahalah


Setelah Syakh Abu Abdullah Asy-Syami hafizhahullah menyampaikan pesan audio dalam pernyataanya yang berjudul LATUBAYYINUNNAHU LINNASI WALAA TAKTUMUUNAH, yang terbit tanggal 4 maret 2014 yang lalu, mucullah 3 hari berikutnya (7 maret 2014) pesan audio dari Abu Muhammad Al-Adnani, jubir ISIS sebagai jawaban atas pesan audio Abu Abdullah Asy-syami, dengan judul TSUMMA NABTAHIL FANAJ'AL-LA'NATALLAHI 'ALALKADZIBIN yang diantara isinya mendustakan perkataan Abu Abdullah Asy-syami dan mengajaknya untuk mubahalah.

Bagaimana Abu Abdullah Asy-syami menanggapi pernyataan Al-Adnani?, berikut ini kami terbitkan pernyataan audio Syekh Abu Abdullah Asy-syami yang sejatinya telah terbit sejak 16 maret yang lalu, namun kami baru menyelesaikan terjemahannya sekarang ini. Pesan audio ini beliau beri judul : WALAW ANNAHUM FA'ALUU MAA YUU'AZHUUNA BIHI LAKAANA KHOIRON LAHUM WA ASADDA TATSBIITA. Adapun jawaban akhir Syaikh Abu Abdullah Asy-Syami atas tantangan Mubahalah Jubir ISIS, Al-Adnan telah kami terbitkan lebih dulu sebelumnya yang berjudul Al-Mubahalah.

*******

Yayasan media Al Bashiroh mempersembahkan:

Pernyataan Syaikh Abu Abdillah Asy Syami, semoga Allah menjaga beliau,

Anggota majlis Syuro, dan anggota dewan Syariat pusat Jabhah Nushrah

dengan judul:

وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا

“Seandainya mereka mengerjakan apa yang dinasehatkan kepada mereka, tentu itu lebih baik bagi mereka dan lebih mengukuhkan”. (QS.Annisa :66)

Dengan nama Allah yang Maha pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah kemudian segala puji bagi Allah. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan penuh berkah, sebagaimana yang dicintai dan diridloi Robb kita.

Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasul, Nabi, komandan, teladan dan panutan kita, Muhammad, juga kepada seluruh keluarga dan sahabat beliau.
Amma ba’du:

Berikut ini beberapa catatan terhadap pernyataan Al ‘Adnani terakhir yang berjudul  :

ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ
“Kemudian mari kita bermubahalah, kita timpakan laknat ALLAH kepada orang-orang yang berdusta”. (Qs.Ali Imran :61).

Catatan pertama:

ALLAH berfirman:

لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

Untuk orang-orang fakir yang berhijrah yang terusir dari kampung halaman dan harta  mereka hanya karena mencari karunia dan ridlo Allah. Dan mereka membela Allah dan Rosul-Nya. Mereka itu adalah orang-orang yang jujur. Dan orang-orang yang menetapi kampung halaman dan keimanan sebelumnya, mereka mencintai orang-orang yang berhijrah kepada mereka, dan tidak ada sedikitpun rasa dengki dalam dada mereka terhadap apa yang ALLAH berikan kepada mereka. Dan mereka lebih mengutamakan orang-orang yang berhijrah itu daripada diri mereka sendiri meskipun diri mereka sendiri membutuhkan. Dan barang siapa terlindung dari sifat pelit maka mereka adalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Al-Hasyr :8)

Inilah kondisi masyarakat Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshor sebagaimana yang digambarkan Al Qur’an. Maka setiap seruan yang menggambarkan masyarakat Islam yang tidak sesuai dengan gambaran seperti ini maka seruan tersebut masuk dalam kategori apa yang disabdakan oleh Rosulullah Shollallahu 'alaihi wasallam

أَبِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ وَأَنَا بَيْنَ أَظْهُرِكُمْ؟ دَعُوهَا فَإِنَّهَا مُنْتِنَةٌ

“Apakah kalian menyerukan seruan jahiliyah sementara aku berada di hadapan kalian, tinggalkanlah, sesungguhnya seruan itu amatlah busuk”.

Atas karunia Allah, di medan jihad suriah ini terdapat Muhajirin dan Anshor. Dan seruan apapun untuk mengadu-domba mereka adalah seruan jahiliyah. Maka saya meminta dengan sangat kepada kalian, jangan kalian mengadu-domba antara Muhajirin dan Anshor. 

Jabhatun Nushroh berusaha membentuk masyarakat Islam sebagaimana yang digambarkan Al Qur’an dalam ayat di atas. Oleh karenanya Jabhah Nushrah menerima Muhajirin dalam barisannya. Dan Alhamdulillah, barisan Jabhah Nushrah penuh dengan Muhajirin, meskipun jumlah Anshornya lebih banyak dan ini hal yang wajar di semua medan jihad, bahkan jumlah Anshor di masyarakat Madinah waktu itu juga lebih banyak daripada jumlah Muhajirin. 

Dan keberadaan Muhajirin itu bukan hanya di Jabhah Nushrah. Di sana ada beberapa jamaah yang dalam barisannya terdapat Muhajirin. Ada juga sejumlah brigade Muhajirin di lapangan yang tidak bergabung dengan ISIS maupun Jabhah Nushrah. Ini adalah kenyataan yang terpatri dalam watak jihad kita, yang tidak akan kami tinggalkan maupun kita ganti insyaALLAH. 

Catatan kedua:

Penggambaran bahwa peperangan yang terjadi adalah perang antara ISIS pada satu kubu, dengan pihak yang berada dalam barisan Ahmad Jarba (pimpinan koalisi nasional) dan Salim Idris (pimpinan FSA) pada kubu yang lain, ini adalah penggambaran yang sangat tidak benar. Karena pihak yang paling gencar mendapatkan serangan dari ISIS di wilayah utara adalah Jabhah Islamiyah dan Jaisyul Mujahidin.  Adapun di wilayah timur adalah Jabhah Nushrah. Padahal kami sebagaimana semua orang tahu, bahwa kami tidak ada hubungannya sama sekali dengan FSA maupun koalisi nasional. 

Adapun Jabhah Islamiyah dan Jaisyul Mujahidin, yang merupakan dua pihak utama yang terlibat perang dengan ISIS, adalah pihak yang belum terbukti bagi kami bahwa kedua kubu tersebut telah murtad. Dan kami lebih tahu kondisi mereka daripada ISIS, kami lebih dekat dengan mereka. Dan kami telah meminta kepada ISIS agar menunjukkan dalil-dalil mereka kepada para ulama’ mujahidin yang terpercaya agar para ulama’ tersebut dapat memberikan vonis yang jelas kepada jamaah-jamaah tersebut setelah para ulama’ tersebut mengkaji dalil-dalil ISIS. 

Dan saya minta kepada semua orang yang mau bersikap adil agar melihat kepada berbagai pertempuran besar yang dilakukan oleh Jabhah Nushrah baik Muhajirin maupun Anshor di seluruh bumi Syam yang penuh berkah ini yang telah terdokumentasikan dalam rilisan-rilisan media Al Manarotul Baidlo’, bahkan juga yang publikasikan oleh sejumlah media massa seperti Al Jazeera.  Mulai dari serangan-serangan besar yang dilancarkan Jabhah Nushrah di Dar’a. Kemudian di Syam baik di Ghuthoh barat maupun Ghuthoh timur. 

Juga tanyakan kepada pegunungan Qalamun, niscaya ia akan menceritakan tentang kepahlawanan para lelaki perwira yang agung tersebut, yang tiap harinya mereka mengobarkan peperangan untuk membendung serangan Nushairiyah dan mematahkan cakar-cakar Hizbullat, brigade-brigade rofidloh Irak dan lain-lain. 

Adapun Homs, kota yang teguh dan perwira, ia kini dalam tawanan dan mengadukan kondisinya kepada ALLAH. Kami memohon kepada ALLAH agar mempermudah kami untuk memperbaiki kondisinya. 

Adapun di Hama, tentara kita di sana adalah tentara-tentara yang gagah berani, pada hari ini mereka membalaskan kehormatan yang telah dinodai sejak 30 tahun silam, dan melancarkan serangan demi serangan. Semoga ALLAH menguatkan dan membimbing mereka. 

Sedangkan di Idlib juga terjadi berbagai aksi gagah berani, berupa penyerbuan dan penyerangan, serta berjaga di perbatasan. 

Adapun di Ladziqiyah, pegunungannya menjadi saksi atas kepahlawanan tentara-tentara Jabhah Nushrah di sana. 

Di Aleppo yang penuh senjata, terjadi aksi-aksi perwira dan pengorbanan, peperangan yang sengit, gempuran terhadap musuh dari kalangan Nushairiyah dan Rofidloh, untuk membendung serangan mereka yang bertubi-tubi. 

Adapun di Deir el Zur, di sana dilaksanakan ribath dengan penuh kesabaran yang agung nan mulia, serangan kepada musuh-musuh ALLAH, yang dilakukan oleh singa-singa yang telah menjual nyawa mereka kepada ALLAH, demikianlah penilaian kami dan kami tidak akan  mendahului ALLAH dalam memastikan kebaikan seorangpun. 

Seperti inilah kondisi Jabhah Nushrah di setiap tempat.  Yang merupakan pihak yang memikul beban paling berat dalam membendung serangan sengit dari Nushairiyah, yang mana serangan-serangan terbesar yang terjadi di Syam itu tidak lain adalah di bawah komando Jabhah Nushrah. Dan ini bukanlah perkara selintas, namun semua ini berlangsung sebelum dan sesudah Syaikh Aiman Adh Dhowahiri memutukan perkara. 

Inilah sebagian dari program Jabhah Nushrah di bidang militer. Lalu apa yang telah diperbuat oleh ISIS terhadap musuh-musuh ALLAH semenjak ia mengumumkan eksistensinya sekitar setahun yang lalu, selain hanya satu dua serangan di sini atau di sana. Saya mengajak semua orang yang mau bersikap adil untuk melihat bagaimana Jabhah Nushrah telah mendorong gerakan-gerakan jihad beberapa langkah besar ke depan, dan mendekatkan aliran jihad kepada masyarakat awam setelah sebelumnya orang-orang kafir berhasil mengisolirnya dari masyarakat awam. Sehingga kini masyarakat pada memanggul bendera tauhid LAA ILAAHA ILLALLAH , MUHAMMADURRASULULLAH. Dan tumbuhlah tunas jihad di Syam untuk menjadi sebuah pohon kuat yang akarnya menghunjam dan dahan-dahannya menjulang .. 

أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ
akarnya kokoh dan cabangnya di langit .. dan menyebarlah kebaikan dari sini, dari Syam, dari kubu Islam ke negara-negara lain. 

Dan persoalan jihad menjadi perbincangan di seluruh dunia Islam, dan masyarakat awam Islam pun mulai mengangkat bendera Islam dan tidak rela dengan selainnya. Maka terdiamlah orang-orang sekuler dan orang-orang demokrat. Bendera mereka tumbang. Dan secara ekplisit maupun implisit semua masyarakat menuntut berlakunya syariat Islam. 
Kenyataan ini telah diakui oleh musuh sebelum kawan sendiri, orang dekat maupun orang jauh, orang Islam maupun non muslim. 

Retorika media massapun berubah dari yang sebelumnya memusuhi dan memperburuk citra proyek jihad menjadi penyokong proyek ini. Semua ini ALLAH berikan kepada kami tanpa kami harus mengorbankan sedikitpun dari prinsip-prinsip agama kami. Dan barangsiapa mau mencermati kembali pesan pertama Syaikh Abu Muhammad Al Jaulani -semoga ALLAH melindungi beliau-, niscaya ia akan mengetahui bagaimana kami telah menyampaikan ideologi kami dengan sangat jelas, tanpa basa-basi dan kesamaran. Karena al wala’ (loyalitas) dan al baro’ (permusuhan) itu merupakan prinsip dasar dalam seruan kami  yang tidak akan kami tanggalkan insyaALLAH

Bersinerginya media masa dengan kami ini terjadi bukan lain adalah karena kami telah berhasil menggerakkan seluruh masyarakat bersama kami. Sehingga kami menjadi pelaku peristiwa. Semua ini kami sebutkan bukan untuk menyombongkan diri ataupun sesumbar. Akan tetapi sebagai ungkapan atas nikmat ALLAH yang dikaruniakan kepada kami.  Dalam kondisi apapun segala puji bagi ALLAH. 

Media-media tersebut telah berubah dari yang sebelumnya menjauhkan masyarakat dari mujahidin kini ia menyerukan dan menyuarakan jihad dan mujahidin, dan berdo’a kepada ALLAH agar memenangkan mujahidin. Dan pena-pena yang sebelumnya berseberangan dan bertentangan dengan kami baik secara pemikiran maupun manhaj, kini mendukung proyek jihad Syam. Dan Jabhah Nushrah juga tidak menjauh dari ulama’ kaum muslimin, namun Jabhah Nushrah melibatkan mereka dalam mengambil keputusan, dan tunduk kepada fiqih dan ijtihad-ijtihad mereka.

Selain operasi-operasi militer, Jabhah Nushrah juga berusaha melaksanakan kegiatan pelayanan masyarakat yang mampu dilaksanakannya. Makanya Jabhah Nushrah memberikan beberapa pelayanan kepada sebagian pengungsi yang tertindas, dan mengelola sejumlah dapur umum untuk pembuatan roti dan rumah sakit, serta membagikan tepung gandum kepada banyak kaum muslimin. Jabhah Nushrah juga membangun kesefahaman dengan semua kelompok dan tidak meminggirkan mereka khususnya kelompok-kelompok yang telah berjasa dalam memerangi Nushairiyah, hal inilah yang menggiring kepada satu usaha bersama untuk kepentingan jihad, agama dan tauhid, serta fokus kepada musuh, yakni Nushairiyah meski memiliki perbedaan yang kontras dalam pemikiran dan manhaj.
Dengan bentuk program yang lengkap seperti ini, atas karunia ALLAH semata Jabhah Nushrah dihormati dan dipercaya oleh semua pihak, dan menjadi harapan umat yang ditunggu-tunggu sejak puluhan tahun yang lalu. 

Kami sendiri akan terus melanjutkan proyek ini. Kami tidak akan membatalkan dan tidak akan meminta dibatalkan insya ALLAH. Kami memohon kepada ALLAH keteguhan dan penerimaan amal. Kami akan terus melanjutkan aksi-aksi jihad dan istisyhad. Kami akan terus melanjutkan proyek penegakkan syariat ALLAH dan mendirikan pemerintahan Islam yang lurus sesuai dengan manhaj Nabi, sampai tegaknya khilafah rosyidah. Kami akan mempersembahkan nyawa kami untuk syariat Robb kami. Dan kami tidak akan menumpahkan darah kami kecuali di bawah panji tauhid. 

Dan meskipun ISIS menolak keputusan Syaikh Aiman Azh Zhowahiri untuk kembali ke Irak, harapan kami terhadap ISIS tidak pernah pupus bagaimana ia tetap menjadi unsur pendukung dan partner dalam mengusung tugas  ini untuk menyukseskan proyek yang penuh berkah ini. 

Lalu apakah setelah itu semua kami dicap sebagai Shohawat, dilontarkan kepada kami hukum-hukum kemurtadan, loyal kepada orang-orang murtad dan kami dimasukkan dalam barisan Ahmad Jarba dengan koalisi nasionalnya dan Salim Idris dengan FSA-nya ?. Maka kami hanya bisa bersabar dan hanya kepada ALLAH semata kami memita pertolongan atas apa yang kalian katakan.

Catatan ketiga:

Keputusan kami terhadap ISIS itu dibangun berdasarkan keumuman keadaan dan kondisinya, yang ditunjukkan oleh tindakan-tindakan nyata yang menggambarkan aliran yang kuat dan yang mendominasi dalam tubuh jamaah tersebut. Kami tidak berbicara mengenai pemikiran teoritis atau aqidah dan keyakinan, akan tetapi yang kami bicarakan ini adalah tindakan-tindakan nyata. Karena Ahlus Sunnah itu berpendapat bahwa iman itu adalah ucapan dan perbuatan, sehingga menilai orang lain itu tidak hanya berdasarkan aqidahnya semata akan tetapi juga berdasarkan tindakan-tindakannya. 

Makanya kami tidak melihat kepada hati dan niat, akan tetapi yang kami lihat adalah perbuatan yang nampak. Karena yang boleh kita nilai adalah yang nampak, sedangkan yang tersembunyi dalam hatinya adalah wewenang ALLAH.  Sayyidina Umar Radhiyallahu anhu mengatakan: “Siapa saja yang menampakkan kebaikan kepada kami maka kami anggap aman dia dan kami dekatkan kepada kami, dan kami tidak berhak atas apa yang tersembunyi dalam hatinya sedikitpun. Karena ALLAHlah yang akan memperhitungkan apa yang dia sembunyikan. Dan barangsiapa yang menampakkan keburukan kepada kami maka kami tidak akan merasa aman darinya dan tidak akan kami percayai, meski ia mengatakan bahwa hatinya baik”.
 
Catatan keempat:

Kami tidak menganggap bahwa inisiatif perdamaian kami itu adalah syariat ALLAH sehingga orang yang menolaknya menjadi kafir. Akan tetapi inisiatif tersebut adalah ajakan serius dan sungguh-sungguh dari kami untuk memberlakukan syariat ALLAH, bahkan utamanya adalah terhadap diri kami sendiri. 

Dan ada tidaknya ISIS di Syam itu bukanlah pemicu munculnya usulan untuk membuat mahkamah, akan tetapi ini adalah ajakan untuk menghentikan peperangan dan mengkaji berbagai tindak kezaliman baik dalam masalah darah maupun yang lainnya, untuk mengembalikan kepemilikan kepada yang berhak dan menyelesaikan pertikaian antara seluruh pihak, berdasarkan petunjuk dan cahaya Al Quran dan Sunnah, baik kami di pihak yang benar maupun di pihak yang salah. 

Dan kami mempersaksikan kepada ALLAH seandainya kami tahu bahwa jika kami menghentikan tindakan kami kepada kalian niscaya kalian akan menghentikan tindakan kalian kepada kami, pasti kami akan melakukannya. Terutama serangan-serangan terakhir kalian kepada kami di Deir dan Hasakah itu terjadi setelah Amir kalian Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi menyerukan dan memutuskan agar kalian menahan diri terhadap orang yang menahan diri kepada kalian, namun kalian tidak mengindahkan perkataan Amir kalian, karena pada saat itu kami tidak sedang bertikai dengan kalian di wilayah timur. Akan tetapi ketika terjadi penyerbuan itu, justeru kalian mendukung orang-orang yang melakukan penyerangan sehingga kalian menyeret kami dalam peperangan dengan kalian yang sama-sama tidak kita perlukan. Padahal semestinya kalian menyidang dan menghukum orang yang melanggar perintah Amir kalian. 

Catatan kelima:

Dikatakan dalam pesan yang disampaikan juru bicara resmi Abu Muhammad Al ‘Adnani; bahwa apa yang kami katakan mengenai tindakan-tindakan ISIS, semua itu tidaklah mereka lakukan secara sengaja. 

Untuk menanggapi perkataannya ini saya katakan: bahwa banyak dari sekian tindakan yang telah kami sebutkan itu jelas-jelas dilakukan secara sengaja, ini satu sisi. Sisi kedua, Ahlus Sunnah itu membedakan antara ketidak sengajaan yang mengakibatkan tidak berlakunya ancaman hukumam bagi pelaku, dengan kesengajaan melakukan suatu perbuatan namun tidak menyadari efek dari perbuatannya tersebut. Dan semua apa yang kami sebutkan mengenai kalian itu adalah masuk dalam kategori kedua. 

Dan jika dengan pesanmu itu engkau ingin mengajak bermubahalah, maka ketahuilah bahwa ALLAH itu Mahatahu terhadap apa yang tersembunyi. Karena dengan mubahalah itu engkau berdo’a kepada ALLAH, sementara ALLAH Mahamengetahui isyarat mata dan apa yang tersembunyi dalam dada. 

Catatan keenam:

Engkau telah mengajak saya bermubahalah atas beberapa kasus, namun engkau diam terhadap beberapa kasus yang lain. Apakah sikap diammu terhadapa kasus-kasus tersebut berarti engkau mengakuinya? Atau engkau artikan apa sikap diammu itu?. Di sini saya mengajukan beberapa pertanyaan kepadamu:

Apakah engkau juga akan mengajakku bermubahalah bahwa yang membunuh Abu Kholid As Suri itu memang bukan dari kelompok kalian?.

Jika engkau menjawab bahwa untuk kasus ini masih perlu diadakan pengadilan syar’i, bukan untuk bermubahalah, supaya masalahnya jelas. Tentu akan saya katakan: Engkau benar, mari kita adakan pengadilan syar’i. 

Apakah engkau juga akan mengajakku bermubahalah bahwa Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi mengatakan yang ketika itu engkau juga hadir: “Menjalin hubungan dengan Khurosan itu tidaklah dianggap membangkang kepada kami. Dan bagi saya (Al-Baghdadi) tidak ada masalah Jabhah Nushrah menjalin hubungan langsung dengan Khurosan.” ??!.

Apakah engkau juga akan mengajakku bermubahalah bahwa Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi mengatakan yang ketika itu engkau juga hadir: “Di leherku ini ada ikatan baiat kepada Syaikh Usamah. Lalu tatkala beliau syahid --- semoga ALLAH menerimanya ---, saya mengirim surat yang isinya adalah pembaharuan baiat kepada Syaikh Aiman Adh Dhowahiri --- semoga ALLAH melindungi beliau ---. Kami mendengar dan taat kepada para Amir kami di Khurosan.”??!.

Apakah engkau juga akan mengajakku bermubahalah bahwa kalian telah menyembunyikan bagian surat yang menyatakan pembekuaan perkara sebagaimana kondisi sebelumnya yang tertera dalam surat pembekuan sampai datangnya keputusan?.

Apakah engkau juga akan mengajakku bermubahalah bahwa kalian memberlakukan ‘qotlul mashlahah’ (jika bahaya seseorang itu tidak dapat dihentikan kecuali dengan cara dibunuh maka dia harus dibunuh) dan ‘fatwa dhofar’(kebolehan mengambil harta dan kepemilikan Jabhah Nushrah )?.

Apakah engkau juga akan mengajakku bermubahalah bahwa Syaikh Abu Bakar Al Baghdadi mengatakan: “Jika datang surat balasan yang membenarkan Jabhah Nushrah saya akan mencium kepala ikhwan-ikhwan Syam, saya akan sujud syukur kepada ALLAH, dan saya akan kembali ke Irak.”??. Dan bahwa wakil beliau mengatakan: “Kami berjanji kepadamu wahai Jaulani, jika datang keputusan yang membenarkan Jabhah Nushrah maka kami semua adalah Jabhah Nushrah.”??.

Apakah engkau juga akan mengajakku bermubahalah bahwa Syaikh Jaulani --- semoga ALLAH melindungi beliau --- mengirimkan Abu Yahya Al ‘Iroqi membawa usulan agar Syaikh Jaulani mundur dari keamiran, lalu majelis syuro Jabhah Nushrah mengadakan pertemuan dengan majelis syuro ISIS untuk memilih seorang pemimpin umum dengan nama Jabhah Nushrah dan di bawah nama Al Qo’idah. Dan ini terjadi beberapa hari setelah datangnya surat keputusan Syaikh Aiman Adh Dhowahiri. Padahal keputusan tersebut berpihak kepada Syaikh Jaulani, namun beliau menawarkan diri untuk mengabaikan haknya. ??.

Apakah engkau juga akan mengajakku bermubahalah bahwa Syaikh Jaulani telah mengirimkan kepada kalian dua usulan melalui dua orang utusan. Salah satunya adalah Abu Abdil Aziz Al Qothori --- semoga ALLAH merahmatinya, menerimanya dan menempatkannya di syurga-Nya yang luas ---, dan yang kedua adalah seorang perantara yang biasa mengunjungi Abu Ali Al Anbari selain Abdullah Al Muhaisni?. Yang pertama mengusulkan agar diadakan pertemuan berdua antara Syaikh Al Baghdadi dengan Syaikh Al Jaulani, kemudian keduanya mewajibkan jamaahnya masing-masing untuk mematuhi apa yang telah disepakati oleh keduanya. Dan yang kedua adalah agar keduanya, yakni Syaikh Al Baghdadi dan Syaikh Al Jaulani memilih calon Amir lalu masing-masing mengirimkan kapara Syaikh Aiman Adh Dhowahiri orang yang diusulkannya untuk menjadi Amir. Dan siapa saja yang akan dipilih oleh Syaikh Aiman Adh Dhowahiri maka dialah yang menjadi pemimpin umum atas keduanya, setelah keduanya masing-masing meninggalkan nama Jabhah Nushrah dan ISIS, lalu jamaah menggunakan nama organisasi Al Qo’idah wilayah Syam. 

Catatan ketujuh:

Mengenai kasus-kasus yang diajukan oleh Al Adnani untuk bermubahalan dengan saya, maka sebenarnya kasus-kasus tersebut terbagi menjadi tiga macam:
Pertama: fakta-fakta sejarah. 

Kita ketahui bersama bahwa pada riwayat sejarah itu kurang lebih berlaku kaidah-kaidah yang berlaku pada periwayatan hadits. Riwayat-riwayat tersebut ada yang bersifat mutawatir, ada yang masyhur, ada yang aziz dan ada yang ahad. 

Riwayat mutawatir menghasilkan kepastian akan kebenarannya. Sementara riwayat ahad kebenarannya tidaklah mutlak. 

Atas dasar itu maka riwayat yang mutawatir dibenarkan untuk bermubahalah jika sudah mentok, bukan diawal proses.  Adapun riwayat yang ahad maka tidaklah diperbolehkan untuk bermubahalah, wallahu a’lam, karena riwayat tersebut tidak menghasilkan suatu kepastian, meskipun bukan berarti riwayat itu tidak benar, karena bisa saja riwayat itu benar, namun tidak boleh dimubahalahkan. 

Kemudian fakta sejarah apapun haruslah melalui kajian terhadap bukti-bukti, penguat-penguat dan alasan-alasannya. Setelah itu baru boleh kita katakan bahwa peristiwa tersebut terjadi atau tidak. Untuk yang seperti ini diperbolehkan untuk mubahalah jika sudah mentok, bukan di awal proses, juga untuk kasus yang sifatnya mutawatir. 

Kedua: hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran hak baik berupa darah maupun harta. 

Untuk kasus-kasus seperti ini cara syar’i untuk menyelesaikannya adalah persidangan syar’i melalui pengadilan-pengadilan syar’i, bukan dengan cara mubahalah. Kita duduk sama-sama di pengadilan syar’i, kita tempuh prosedur-prosedurnya, seperti sabda Rosul shollALLAHu Shollallahu 'alaihi wasallam : “Orang yang menuduh haruslah mendatangkan bukti sedangkan orang yang membantahnya haruslah bersumpah.” Dan mungkin kita terkadang terpaksa melakukan adu sumpah. Untuk perkara-perkara seperti ini tidak ada kaitannya dengan mubahalah. Dan taruhlah kita telah bermubahalah namun tetap saja mubahalah itu tidak dapat menggugurkan hak orang. 

Dan saya mengharap supaya kalian tidak mempersulit sehingga kalian akan justeru kesulitan. Karena seandainya kalian mau duduk dalam persidangan tentu kalian akan dapatkan sebenarnya perkaranya adalah longgar. Dan dalam fiqih para imam kita yang agung kita tidak akan pernah kehabisan peluang untuk memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh sebagian kita. Imam Az Zuhri – semoga ALLAH merahmatinya – mengatakan: “Telah terjadi fitnah (pertikaian) sementara para sahabat Rosul masih ada. Lalu mereka semua sepakat bahwa semua harta maupun nyawa yang menjadi korban karena salah dalam takwil (memahami) Al Qur’an, itu diabaikan.”

Ketiga: perkara-perkara ijtihad yang kami sematkan kepada kalian setelah melalui kajian yang cermat terhadap kelompok kalian.
 
Sejak awal kami sudah katakan bahwa ini adalah masuk dalam kategori hukum-hukum baru, sehingga jika hasil kajian kami itu benar maka itu murni dari karunia dan petunjuk ALLAH semata, namun jika salah maka kami memohon ampun dan bertaubat kepada ALLAH. Dan telah diketahui bersama bahwa perkara-perkara ijtihad itu tidak bisa dijadikan alasan untuk bermubahalah, karena mujtahid itu berkisar antara satu atau dua pahala. Kami memohon kepada ALLAH keikhlasan dan penerimaan amal. 

Catatan kedelapan: 

Mubahalah itu adalah perkara yang besar dan berbahaya. Dan aku memohon kepada ALLAH agar tidak menjadikanmu --- wahai Adnani --- orang yang mempopulerkannya di kalangan mujahidin. Al Hafih Ibnu Hajar – semoga ALLAH merahmatinya – berpendapat mubahalah itu disyariatkan terhadap orang yang berbeda pendapat jika orang tersebut bersikukuh padahal hujjahnya telah jelas. Kemudian beliau berkata: “Ibnu Abbas pernah mengajak untuk itu, kemudian Al Auza’i. Dan hal itu juga pernah terjadi pada sejumlah ulama’. Dan berdasarkan pengalaman dapat diketahui bahwa orang yang berada di pihak yang salah itu setelah bermubahalah tidak hidup lebih dari satu tahun sejak diadakan mubahalah. Dan hal itu juga terjadi pada sebagian orang ateis lalu dia tidak hidup lebih dari dua bulan.” Sampai di sini perkataan Ibnu Hajar – semoga ALLAH merahmatinya -.

Pensyarah Nuniyah Ibnul Qoyyim – semoga ALLAH merahmatinya – mengatakan: “Bahwa (mubahalah) itu tidak boleh dilakukan kecuali untuk perkara yang penting menurut syariat, dan terjadi kerancuan dan sikap keras kepala yang tidak dapat dihentikan kecuali dengan mubahalah. Namun syaratnya adalah dilakukan setelah menegakkan hujjah (alasan) dan usaha menyingkirkan ketidakjelasan, menyampaikan nasehat dan peringatan lalu tidak membuahkan hasil, dan kepentingan yang mendesak terhadap mubahalah.” Sampai di sini perkataannya.

Dan kami menganggap bahwa kami telah menyampaikan alasan di hadapan ALLAH. Akan tetapi untuk semakin menambah kuat alasan dan keyakinan dalam menegakkan hujjah, serta usaha untuk menghilangkan kesamaran, kami akan menyampaikan beberapa kesaksian audio maupun video mengenai kasus-kasus yang dijadikan Adnani untuk mengajak saya bermubahalah, sebelum kami layani ajakan mubahalahnya. Dan selama kami mengajukan kesaksian tersebut, itu sekaligus menjadi tenggang waktu baginya untuk mengevaluasi diri. Di mana ia duduk sendiri dan merenung, serta mengingat bahwa kelak ia akan berdiri di hadapan ALLAH sendirian, karena ia telah melakukan perkara yang sangat berbahaya. Mungkin saja kasus yang dia jadikan untuk mengajak bermubahalah itu dia tidak mengetahuinya, dan belum sampai ilmunya kepadanya, atau mungkin dia lagi emosi.

Sebagai penutup, saya persaksikan kepada ALLAH bahwa saya mengatakan ini semua bukan untuk melarikan diri, atau karena takut atau karena lemah. Akan tetapi semua ini adalah nasehat saya untuk Adnani secara ikhlas untuk mencari wajah ALLAH. Jika dia mau kembali maka Alhamdulillah. Namun jika tidak, maka saya telah bertekad untuk melayani ajakan mubahalahnya insya ALLAH atas apa yang saya katakan dan sesuai dengan apa yang saya jelaskan. Dan saya persaksikan kepada ALLAH bahwa sesungguhnya saya tidak menyukai ini karena khawatir terhadap keselamatan dirinya. Dan saya angkat pengaduan saya kepada ALLAH sebagai berikut:

Ya ALLAH saya persaksikan kepada-Mu, bahwa sebenarnya saya tidak mau bermubahalah dengan Adnani seandainya dia tidak mengajak saya untuk bermubahalah. Dan kalau bukan karena khawatir kalau saya diam dan tidak menerima ajakan mubahalahnya akan dijadikan sebagai dalil baru atas benarnya manhaj ISIS tentu saya tidak akan bermubahalah. 

Ya ALLAH, Robbnya Jibril, Mikail dan Isrofil, pencipta langit dan bumi, yang Maha mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah yang memutuskan perkara terhadap apa yang diperselisihkan di antara hamba-hamba-Mu. Tunjukkanlah kepada kami kebenaran yang diperselisihkan ini atas ijin-Mu. Sesungguhnya Engkau memberi petunjuk jalan yang lurus kepada siapa saja yang Engkau kehendaki. 

Semoga sholawat dan salam ALLAH limpahkan kepada Nabi kita, Muhammad, juga kepada keluarga dan sahabat beliau. 

Dan segala puji bagi ALLAH, Robb semesta alam. 

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Maka demi Robbmu, mereka tidak mereka itu tidaklah beriman sehingga mereka menjadikan engkau hakim dalam semua hal perselisihan yang timbul diantara mereka, kemudian mereka tidak merasa berat hati terhadap apa yang telah engkau putuskan, dan mereka menerima keputusan itu dengan sepenuhnya”. (An Nisa’: 65)
(AY).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar