Kamis, 27 Maret 2014

Al-Mubahalah, Pesan Audio Syaikh Abdullah Asy-Syami

Berikut ini kami terbitkan terjemahan pesan audio Syekh Abu Abdullah Asy-syami, dalam rentetan penjelasan Abu Abdullah Asy-Syami Hafizhahullah dan jawaban serta tantangan Mubahalah dari Abu Muhammad Al-Adnani, jubir ISIS.

Pesan kali ini beliau beri judul Al-Mubahalah.



بسم الله الرحمن الرحيم

Segala puji hanya milik Allah, Rabb seluruh alam, kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa, dan tidak ada permusuhan kecuali atas orang-orang yang zhalim.

Sholawat dan salam semoga terlimpah atas Nabi yang terpercaya, keluarganya, sahabatnya dan siapa saja loyal kepadanya.


Sebelum bermubahalah dengan Al Adnani saya akan sampaikan beberapa catatan :

1. Kami sudah memberi tenggang waktu pada Al Adnani untuk mengkaji ulang dan menarik mubahalahnya, dan kami juga telah menampilkan beberapa kesaksian sebagaimana yang telah kami janjikan, sebagai bentuk pelepasan akan tanggung jawab kami di hadapan Allah, menegakan hujjah dan melenyapkan subhat. Kami juga katakan barangkali Al Adnani menantang mubahalah karena tidak faham, atau belum sampai ilmu padanya atau di dorong oleh emosinya.

2. Al Adnani telah menyebutkan bahwa dia telah menghitung ada 40 kebohonganku dan dia siap bermubahalah atas 22 point secara global dan 27 point secara terperinci, sebagaimana yang dia sebutkan. Pertanyaanku adalah, apa rahasia diamnya Al Adnani terhadap point point lainnya??? Maksudnya selain 22 point yang dia sebutkan atau hakekat-hakekat yang terjadi yang sudah saya sebutkan dalam risalahku “latubayinanahu linnas walaa taktumunah

3. Saya sudah bertanya pada Al Adnani dalam risalahku yang di beri judul dengan firman ALLAH “walau annahum fa’alu maa yuadzuna bihi lakaana khairan lahum” beberapa pertanyaan dengan shighat  hal tubahiluni” (apakah engkau menantangku mubahalah ), dan saya beri kesempatan Al Adnani di sini cukup menjawab apa sikap Jamaah Daulah terhadap pertanyaan-pertanyaan yang aku ajukan tanpa harus mubahalah. Tapi kalau dia menolak dan ingin tetap mubahalah, maka hendaknya dia faham bahwa saya siap bermubahalah dengan mubahalah yang sesuai dengan kemauannya, artinya kalau dia menantang mubahalah maka saya siap menghadapinya, jika tidak maka saya juga tidak akan bermubahalah dengannya.

4. Saya sudah sebutkan dalam risalahku terdahulu bahwa perkara yang di jadikan obyek mubahalah oleh Al Adnani terbagi menjadi 3 macam, 

Pertama: Yang berkenaan dengan realita sesuai dengan tanggal kejadiannya.

Kedua: Hak dalam urusan darah dan harta. 

Ketiga: Perkara-perkara ijtihad. 

Maka mubahalah itu mesti sesuai dengan apa yang aku maksud di sini, bukan berdasar pada apa yang ia fahami, berdasar pada penjelasanku yang tegas bukan pada penjelasanku yang yang masih samar. 

Saya perlu tegaskan ulang di sini, bahwa urusan darah dan harta tidak akan selesai dengan sekedar sudah mubahalah, sehingga nanti tidak ada yang melontarkan perkataan pada kami, menyikapi tuntutan kami agar mau tunduk, duduk bersama dalam mahkamah syar’iyyah, bahwa sudah ada mubahalah antar kalian dan urusannya sudah selesai. Sekali lagi kami tegaskan di sini bahwa solusi syar’i atas perkara ini dalam menyelesaikan pertikaian, mengurai perselisihan dan mengembalikan hak atas  berbagai tindak kezhaliman adalah dengan peradilan Syari’ah bukan dengan mubahalah. 

Adapun pilihan Al Adnani untuk mubahalah disebabkan karena minimnya ilmu, atau reaksi membabi buta yang di lemparkan kepada lawannya agar tidak lagi menuntutnya untuk tunduk pada peradilan Syari’ah, atau bisa juga dia menantang mubahalah pada perkara tertentu untuk menutupi berbagai kejahatan Jamaah Daulah yang lainnya, diantara yang paling mencolok adalah bom mobil yang ditargetkan kepada mujahidin.

Adapun berkenaan dengan point-point yang jadi tantangan mubahalah Al Adnani padaku, maka aku sampaikan padanya :

  • Aku tantang engkau mubahalah, bahwa kita sudah laporkan perselisihan kita pada Syekh Aiman Azh-Zhawahiri dan kita juga telah ridha menjadikan beliau sebagai hakam dan qadhi, dan telah mutawatir kabar yang kami terima bahwa kalian menerima hal tersebut, dan di antara yang menampakan keridhaannya adalah : syaikh al Baghdadi dan wakilnya al anbari, kamu, syar’I Daulah abu bakar al qahthani, syar’I Daulah abu anas al Iraqi ini minimal yang telah menerima.
  • Aku menantangmu mubahalah bahwa kalian menggunakan cara-cara dusta dan manipulasi data untuk kalian jadikan dalil atas benarnya manhaj kalian, dan kalian mencela dan membuat pencitraan buruk manhaj para komandan jihad, diantaranya  adalah penghulu mujahidin Syekh Aiman Azh-Zhawahiri. Syaikh al Baghdadi telah mengatakan tentang putusan Syekh Aiman Azh-Zhawahiri dan risalahnya bahwa al Baghdadi mempunyai kritikan yang bersifat syar’I dan manhaji.
  • Aku menantangmu mubahalah bahwa kalian telah melakukan  penyerangan di kancah Syam pasca kalian mengumumkan ISIS terhadap kantor, markas dan gudang-gudang Jabhah Nushrah.
  • Aku menantangmu mubahalah bahwa kalian, hanya karena seseorang menyelisihi pendapat kalian, maka kalaian akan berusaha untuk menjatuhkannya dengan berbagai cara.
  • Aku menantangmu mubahalah bahwa diantara sifat kalian yang terkenal dan sudah luas tersebar adalah kianat, menikam dari belakang, membatalkan kesepakatan dan janji, sumpah palsu, taqiyah dan berlaku curang pada lawan sengketa. Engkau sudah tunjukan hal ini pada tantangan mubahalahmu dan tidak perlu kami sebutkan ulang di sini.
  • Aku menantangmu mubahalah bahwa kalian memperdaya dan menipu tentara kalian dengan istilah menyerang para shahawat padahal yang kalian maksud adalah Jabhah Nushrah bahkan faksi-faksi lainnya.
  • Aku menantangmu mubahalah bahwa telah tersebar di kalangan kalian takfir pada seseorang yang kalian dengar pernah duduk bersama orang kafir, dan takfir atas dasar dzan, kemungkinan, perkara yang masih samar, konsekuensi perbuatan, dan syubhat. Dan contohnya adalah rilis yang di beri judul ash shorimul hussam, di mana yang mempublishnya menyatakan murtadnya Jabhah Islamiyah, dengan mensifatinya dengan sebutan jabhah laa islamiyah. Jika engkau katakan bahwa ini bukan rilis resmi kalian, maka aku katakan, telah tampak jelas dalam salah satu rilisan resmi yayasan media alfurqan milik kalian, ada potongan video di mana tentara kalian mengkafirkan salah satu suku dari kalangan awam muslimin di daerah Allepo.
  • Aku menantangmu mubahalah bahwa tentara kalian menganggap siapa saja yang memerangi Jamaah Daulah berarti memerangi islam dan telah keluar dari islam, kemudian engkau memotong ucapanku dan tidak menampilkan secara lengkap, aku katakan dalam pesan audioku :”telah tampak jelas bagi kami melalaui pengkajian lapangan dan penelitian bukti-bukti dan fakta-fakta penguat lainnya bahwa Jamaah Daulah menganggap siapa saja yang memeranginya, berarti memerangi islam dan keluar dari islam, ini adalah bahasa tindakan mereka meski tidak di ucapkan secara jelas dengan lisan mereka, sementara bahasa tindakan itu lebih diakui di banding bahasa lisan”. Selesai sampai di sini petikan ucapanku.
Masih dalam bab yang sama, bahwa kalian menganggap siapa saja yang memerangi kalian maka ia disebut sebagai shahawat, maka aku menantangmu mubahalah bahwa mayoritas kalian menganggap siapa saja yang memerangi kalian adalah shahawat.

Aku menantangmu mubahalah bahwa telah datang ancaman bunuh kepada Syaikh Abu Khalid As-Suri rahimahullah dari pihak kalian.

Aku tantang engkau mubahalah bahwa kalian menguji dan mengorek-ngorek keyakinan seseorang, sebagai faktanya kalian mengajukan syarat untuk menerima peradilan Syari’ah yang di tawarkan oleh syaikh Al-muhesni. Itu secara umum adalah bentuk menguji dan mengorek keyakinan seseorang bahkan sebaik-baik orang, yang saya maksudkan adalah para mujahidin dari kelompok-kelompok jihad seperti Jabhah Islamiyah dan jaisyul mujahidin dan yang lainnya.

Aku menantangmu mubahalah bahwa kalian membunuhi orang islam dan membiarkan para penyembah berhala, sesuai yang saya sebutkan dalam risalahku terdahulu, yang saya maksudkan adalah kemiripan kalian dengan khawarij, dan aku telah tunjukan bukti akan hal itu, dengan jumlah bom mobil yang kalian targetkan pada pihak Nushairiyah di banding yang kalian targetkan terhadap mujahidin. 

Jika tidak demikian maka terangkan padaku, apakah para ikhwah yang syahid di kampung Ra’al Hamdan dari kelompok Jabhah Islamiyah termasuk orang islam atau para penyembah berhala?, sungguh saya bersaksi bahwa mereka adalah orang islam dan mujahid. Kami menyangkanya demikian bukan memberikan rekomendasi (karena ini hak Allah).

Aku menantangmu mubahalah bahwa kalian menempatkan para sniper di jalan-ljalan kota Raqqah untuk memutus transportasi kaum muslimin, kemudian kalian target siapa saja yang melintas di jalan-jalan tersebut tanpa memilah apakah orang-orang tersebut pihak yang menyerang kalian atau kaum muslimin awam.

Aku menantangmu mubahalah bahwa Umar Syesyani mengingkari janjinya yang telah dia sepakati bersama Syaikh Abu Khalid As-Suri, di antaranya juga janji yang di ucapkan di hadapanku, bahwa dia mengatakan kalau penduduk Suriah adalah muslim, FSA adalah muslim, kalau sekiranya syaikh Al-Baghdadi menyuruhku memerangi FSA maka aku tidak akan melakukannya, apalagi kalau di suruh memerangi Jabhah Nushrah, belum lagi janji yang di ingkarinya terakhir saat kedatangan di Dier Zeur.

Aku menantangmu mubahalah bahwa kalian adalah yang memulai dulu penyerangan pada faksi-faksi jihad lain di kancah Syam, di antara kelompok terpenting yang kalian perangi adalah Jabhah Nushrah dan Jabhah Islamiyyah seperti para ikhwah di Ahrar Syam. 

Aku menantangmu mubahalah bahwa kami dalam faksi-faksi jihad di Syam menganggap kalian adalah perintang terpenting dalam jihad melawan Nushairiyah. Di mana jihad di Syam sebelum kedatangan kalian dan pengumuman ISIS yang kalian deklarasikan mengalami kemajuan pesat, namun setelah kedatangan kalian mengacak-ngacak barisan mujahidin, maka jihad mengalami kemunduran akibat ulah kalian yang membuat kekacauan di barisan mujahidin, dan beberapa wilayah jatuh ke tangan Nushairiyah karena harus di sibukan menghapi kedzaliman kalian.

Adapun perkara kalian menolak tunduk pada peradilan Syari’ah sudah berulang kali kalian katakan di banyak kesempatan. Kalian harus memahami bagaimana penjelasan saya seputar masalah ini, kalian harus membawa ucapanku yang masih global kepada yang rinci, yang samar pada yang tegas, jangan sampai kalian termasuk penganut manhaj mereka yang suka memotong ucapan seseorang, coba perhatikan ucapanku, point ke 19 : ”Menolak untuk tunduk pada peradilan Syari’ah, ini akan di jelaskan mendatang”. Ini berarti umum, kemudian saya rinci dalam penjelasan melalui inisiatif perdamaian yang di gulirkan, di mana Jamaah Daulah menolak lebih sepuluh kali, kemudian aku katakan, bahwa Jamaah Daulah menolak untuk tunduk pada peradilan Syari’ah dengan alasan-alasan yang di buat-buat (ngawur) sampai pada ucapanku…menghalalkan darah dan harta yang maksum dengan dasar takwil rusak, coba lihat ucapanku dengan dasar takwil rusak, kemudian ucapanku Jamaah Daulah  adalah kelompok mumtani’ah yang membentengi diri dengan kekuatan yang menolak untuk tunduk pada peradilan Syari’ah, jelas tampak dalam ucapanku bahwa yang aku maksudkan adalah penolakan tunduk secara umum pada peradilan Syari’ah untuk menyelesaikan sengketa, bukan vonis kafir pada pihak Jamaah Daulah atau penolakan Jamaah Daulah terhadap prinsip berhukum pada Syari’ah. 

Sebab hal tersebut adalah karena engkau tidak memperhatikan dengan jelas ucapanku karena seperti yang engkau katakan bahwa engkau baru sekali mendengarkannya. Pasca penjelasan ini saya katakan, aku menantangmu mubahalah bahwa kalian sampai hari ini menolak untuk tunduk pada peradilan Syari’ah secara umum guna menyelesaikan sengketa dan mengkaji tindak kezhaliman yang ada, di mana seluruh faksi sudah sepakat kecuali kalian. 

Adapun peradilan-peradilan yang bersifat parsial yang kalian klaim -ini meskipun terbukti klaim kalian- tidak masuk kategori permasalahan yang sedang kita bicarakan yakni peradilan umum terhadap semua perkara. Apalagi pihak ahrar sudah mengkonfirmasi dustanya klaim kalian soal mau tunduk pada peradilan Syari’ah kolektif dalam kasus pembunuhan dua ikhwah Abu Ubaidah Al binsyi dan Muhammad Faris-rahimahumallah- karena tujuan kalian bukan mau tunduk pada peradilan tapi melaksanakan kebijakan yang kalian buat.

Setelah penjelasan dan penegasan yang rinci ini aku katakan seperti statemen yang sering engkau ulang-ulangi :

Yaa Allah, siapa di antara kita yang berdusta maka timpakan padanya laknat-Mu, perlihatkan kepada kami pada dirinya tanda kebesaran-Mu dan jadikan dia pelajaran bagi yang lainnya. Aamin.

Yaa Allah, tunjukan ibrah pada hamba-Mu Abu Muhammad Al Adnani dan bala tentara Daulah agar bisa mengambil pelajaran darinya. Dan tunjukilah dia dan Jamaahnya kepada jalan yang lurus, dan ampunilah dia wahai Dzat yang maha pengampun lagi penyanyang.

Yaa Allah, perlihatkanlah ayat-Mu pada dirinya yang dengan ayat tersebut bisa mengembalikan orang-orang bodoh di antara mereka kepada kebenaran, dan orang-orang sesat di antara  mereka kepada petunjuk dan orang-orang pembangkang di antara mereka kepada sikap tunduk. Ya Allah barang siapa yang ketamakannya dalam rangka mendapatkan jatah pemimpin menjadi sebab pecahnya barisan dan perpecahan dan menuduh pihak lain dengan tuduhan palsu maka bongkarlah aibnya.

Yaa Allah, sesungguhnya aku bersaksi, bahwa aku tidak ingin bermubahalah kalau sekiranya Al-Adnani tidak melakukannya, kalau sekiranya bukan karena pihak Daulah dan para pendukungnya menganggap diamnya kami tidak menjawab tantangan mubahalah itu sebagai benarnya manhaj mereka aku tidak akan bermubahalah.

Yaa Allah, Engkau tahu yang ada dalam hatiku bahwa aku tidak suka bermubahalah dengan seorang muslim, dan Engkau mengetahui Wahai Rabbku bahwa aku tidak melakukan ini kecuali karena membela kebenaran.

Yaa Allah, Engkau mengetahui bahwa kembalinya Daulah kepada kebenaran dan pangkuan umat lebih kami cintai daripada tetap seperti sekarang ini. Dan Engkau mengetahui bahwa bersatunya kami semua termasuk Daulah dalam satu barisan dalam menghadapi musuh adalah lebih Engkau dan kami cintai.

Yaa Allah, jika Engkau mengetahui - padahal Engkau maha mengetahui yang tampak maupun yang tersembunyi – ada sarana lain yang bisa menjelaskan antara yang hak dari yang bathil dan yang benar dari yang dusta selain pada diri Al-Adnani maka jangan timpakan pada dirinya.

Yaa Allah, sungguh Engkau mengetahui bahwa aku berdoa di tempat ini, sebagai bentuk ubudiyah kepada-Mu dan harapan besar dariku  hidayah-Mu kepada Jamaah Daulah.

Yaa Allah sungguh Engkau tahu bahwa aku tidak tidak memaksudkan dengan doaku ini tidak kasih sayang pada sesama, betapa besar harapanku pada ampunan dan belas kasih-Mu. Dan Engkau mengetahui bahwa aku di pihak yang benar dan Al Adnani di atas kebatilan dalam perkara mubahalah ini.

Yaa Allah aku memohon kepadamu dengan segenap pengharapan dan kesungguhan agar aku jadi pemberi syafaat (dalam mahkamah) pada Al Adnani dengan engkau kabulkan doaku setelah tampak kebenaran pada seluruh ikhwah, jangan Engkau timpakan laknat-Mu atasnya dan jangan Engkau campakkan dia dari rahmat-Mu dan balikanlah dia dan Jamaahnya pada kebenaran dengan cara yang baik.

Yaa Allah, para pengkritik akan mengatakan menantang Al Adnani mubahalah kemudian mendoakan rahmat atasnya, adapun engkau Wahai Rabbku mengetahui apa yang ada dalam hatiku dan itu sudah cukup bagiku.

Yaa Allah, jika di dalam ucapan doaku ini ada kesalahan dan ungkapan yang menzhalimi Jamaah Daulah padahal tidak kami maksudkan, dan tampak jelas kesalahan tersebut ketika duduk di hadapan peradilan Syari’ah maka ampuni kami dengan rahmat-Mu.

Yaa Allah, kami menarik kembali dengan segera setiap kesalahan yang tampak pada kami.
Yaa Allah, Dzat yang mejamin kebaikan untuk Syam dan penduduknya anugerahkan kepada kami dan mereka kelapangan dan jalan keluar dari kesulitan yang menimpa.

Yaa Allah, eratkan dan satukan hati penduduk Syam dengan kaum anshar dan dengan kalangan muhajirin, dan kami bersaksi di hadapan-MU bahwa kami bertaqarub kepada-Mu dengan mencintai mereka.

Yaa Allah rahmatilah para muhajirin dan anshar, putra-putra mereka dan anak cucu mereka.
Sholawat dan salam semoga di limpahkan pada nabi, keluarganya dan sahabatnya.

والحمد لله رب العالمين

*****
Allah Ta'ala berfirman :

وَإِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ مُعْرِضُونَ . وَإِنْ يَكُنْ لَهُمُ الْحَقُّ يَأْتُوا إِلَيْهِ مُذْعِنِينَ . أَفِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ أَمِ ارْتَابُوا أَمْ يَخَافُونَ أَنْ يَحِيفَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ وَرَسُولُهُ بَلْ أُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ . إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ . وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ .

“Dan apabila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya (untuk bertahkim kepada Kitabullah), agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak untuk datang. Tetapi jika keputusan itu untuk (kemaslahatan) mereka, mereka datang kepada Rasul dengan patuh. Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan Rasul-Nya Berlaku zalim kepada mereka? sebenarnya, mereka Itulah orang-orang yang zalim. Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan Kami patuh". Dan mereka Itulah orang-orang yang beruntung.dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan”. (QS.An-nuur : 48-52).

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar