Senin, 24 Februari 2014

Wawancara Aljazeera Dengan Amir Ahrar Syam Terkait Kesyahidan Syaikh Abu Kholid As-Suri

Syaikh Abu Khalid As-Suri, salah seorang ulama dan komandan senior mujahidin, gugur pada Ahad (23/2/2014) oleh serangan bom bunuh diri yang menghantam salah satu kantor mujahidin Ahrar Asy-Syam di kota Aleppo. Stasiun TV Al-Jazeera beberapa jam setelah peristiwa tersebut melakukan wawancara via telepon dengan Syaikh Abu Abdullah Al-Hamawi Hasan Abbud selaku Amir Ahrar Asy-Syam sekaligus ketua kantor politik Jabhah Islamiyah. Berikut ini terjemahan wawancara via telepon Syaikh Hasan Abud kepadda TV Al-Jazeera tersebut.

Syaikh Hasan Abud dalam wawancara via telepon dengan TV Al-Jazeera terkait gugurnya Syaikh Abu Khalid As-Suri



TV Al-Jazeera: “Dari wilayah Aleppo yang berada di perbatasan Suriah – Turki, [kita berbicara] dengan Hasan Abud ketua kantor politik Jabhah Islamiyah. Tuan Abud, apa sikap kalian terhadap tanzhim Daulah [ISIS] setelah kalian menuduh mereka [sebagai pelaku serangan bom bunuh diri tersebut]? Nampaknya tuduhan kalian berdasar kepada bukti-bukti, setelah pembunuhan terhadap Abu Khalid.”

Hasan Abud: “Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah yang memuliakan mujahidin dengan husnul khatimah. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi yang memperingatkan dari [bahaya] Khawarij, mewajibkan untuk memerangi mereka, menyingkap keburukan mereka dan membongkar kesesatan mereka. Amma ba’du.

Saya katakan kepada kelompok yang melakukan tindakan kriminal ini dan orang-orang yang berada di belakangnya, sekali-kali tidak akan pernah membuat kami gentar perkara [mati syahid] yang justru didamba-dambakan oleh jiwa kami dan sekali-kali tidak akan menghentikan kami dari melanjutkan jihad melawan rezim Nushairiyah kasus pembunuhan terhadap para komandan dan anggota kami yang dilakukan oleh para pengkhianat, antek-antek dan orang-orang tertipu yang disesatkan oleh fatwa-fatwa vonis pengkafiran dan pemurtadan dari pihak orang-orang yang muda usianya dan sempit wawasannya.

Kami akan tetap berjalan dengan izin Allah Azza wa Jalla di atas jalan jihad kami yang lurus, jihad umat, dimana kami mengajak manusia kepadanya dan memperingatkan mereka untuk menjauhi manhaj Khawarij dan orang-orang yang melampaui batas. Darah saudara-saudara kami para syuhada’ dengan izin Allah Azza wa Jalla akan senantiasa menjadi lampu petunjuk yang menunjukkan rambu-rambu jalan di atas sikap yang serius dan lurus dengan izin Allah Azza wa Jalla.”

TV Al-Jazeera: “Baik. Sebelum ini kalian berperang bersama dengan tanzhim Daulah [ISIS] selama beberapa waktu, kemudian kalian berperang melawannya. Apakah sikap kalian akan berubah secara mendasar terhadap tanzhim Daulah Islam Irak dan Syam [ISIS]?”

Hasan Abud: “Telah terjadi dalam sebagian kesempatan, dan itu jarang sekali, tanzhim [ISIS] ini turut serta dalam sebagian operasi melawan rezim Nushairiyah. Ini adalah kondisi pengecualian, bukan kaedah umum. Keikut sertaan mereka dalam operasi melawan rezim belum sangat aktif. Adapun kegiatan utama mereka adalah menyerang sejumlah mujahidin selama sembilan bulan yang telah lewat ini.”

TV Al-Jazeera: “Apakah kalian mendapatkan penjelasan yang terang atas serangan yang menargetkan Abu Khalid AS-Suri?”

Hasan Abud: “Tidak diragukan lagi bahwa [ISIS]ini adalah tanzhim yang ghuluw [ekstrim], tanzhim kelompok Abu Bakar Al-Baghdadi yang melakukan tindakan kriminal, ingin memonopoli kancah jihad. Oleh karenanya tanzhim [ISIS] ini tidak bisa menerima adanya tokoh-tokoh menonjol manapun dan jama’ah-jama’ah jihad lainnya yang memiliki operasi-operasi besar dan keaktifan [di kancah jihad Suriah], karena tanzhim [ISIS] ini tidak bisa menerima adanya kompetisi dan tanzhim [ISIS] ini melihat semua orang yang berbeda dengannya dalam hal bendera dan nama sebagai jama’ah musuh yang wajib dicabut sampai ke akar-akarnya dan wajib diperangi, jika tidak bergabung di bawah benderanya dan membai’atnya.”

TV Al-Jazeera: “Apa yang akan kalian lakukan untuk mengantisipasi kemungkinan serangan-serangan berikutnya yang menargetkan para komandan kalian?”

Hasan Abud: “Tidak diragukan lagi akan ada langkah-langkah pengamanan yang akan diambil dengan izin Allah. Hal ini sebenarnya sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Namun kondisi lapangan mengharuskan kami bergerak di lapangan dan tidak mungkin selamanya para komandan bersembunyi sementara saudara-saudara mereka di front-front ribath menghadapi ancaman kematian oleh bom-bom barel, serangan udara dan bombardir rezim Bashar Asad beserta sekutu-sekutunya. Inilah jalan kami. Sejak lebih dari satu setengah tahun lalu kami tela menempuh jalan ini, kami akan terus menempuh jalan ini dan mengambil sarana sebatas kemampuan kami.”

TV Al-Jazeera: “Pertanyaan terakhir, seandainya ustadz Abud berkenan, tentang penjelasan mengenai penargetan Abu Khalid As-Suri secara khusus. Apakah ada kemungkinan diantara sebab Abu Khalid As-Suri dibunuh adalah karena ia adalah utusan Syaikh Aiman Az-Zhawahiri dalam pernyataan terakhirnya yang memisahkan antara Jabhah Nushrah dan tanzhim Daulah Islamiyah?”

Hasan Abud: “Sebagai titik awal harus kami isyaratkan bahwa Abu Khalid As-Suri semoga Allah menerimanya adalah seorang mujahid indipenden dan beliau tidak menjadi anggota satu kelompok jihad lain, selain Ahrar Asy-Syam selama sekitar dua tahun ini. Tanzhim Daulah [ISIS] sendiri sama sekali tidak menerima penujukan [syaikh Aiman Az-Zhawahiri kepada Abu Khalid As-Suri, red] itu untuk menyelesaikan perselisihan di antara mereka dengan Jabhah Nushrah. Mereka mengingkari semua pernyataan mereka semula yang menyatakan kesiapan mereka menerima penyelesaian perselisihan dengan keputusan yang bisa menjaga darah tanzhim mereka saat Jabhah Nushrah memisahkan diri dari tanzhim mereka.”

TV Al-Jazeera: “Terima kasih banyak tuan Hasan Abud, ketua kantor politik Jabhah Islamiyah dari wilayah perbatasan Suriah – Turki.” (muhib al majdi/arrahmah.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar